Laman WorldNetDaily.com melaporkan, sasaran serangan SAS adalah Siddhartha Dhar yang juga dikenal dengan sebutan Abu Rumaysah.
"Sasaran utama mereka adalah orang yang digelari 'Jihadi John' baru. Dia ada di puncak daftar bunuh," kata seorang sumber intelijen seperti dikutip laman WorldNetDaily.com.
Sebuah unit kecil pasukan khusus beranggotakan delapan serdadu masuk ke garis belakang pertahanan ISIS di Raqqa belum lama bulan ini.
Menyamar dengan mengenakan burqa, kedelapan serdadu ini berlagak sebagai istri-istri para anggota militan ISIS untuk mendekati Siddhartha Dhar yang dianggap sebagai target bernilai sangat tinggi.
The Express melaporkan Senin lalu bahwa para militan ISIS kebingungan saat serdadu-serdadu dari pasukan operasi khusus Inggris ini membuka burqa mereka dan memuntahkan peluru dari senapan mereka.
Sebuah drone Reaper milik AS yang November tahun silam membunuh Jihadi John, membantu para serdadu SAS ini dengan rudal Hellfire yang sangat akurat.
Pasukan lokal anti-ISIS turut membantu memasukkan delapan tentara pasukan elite Inggris itu ke sebuah daerah yang sudah ditandai pesawat pengendali misi AWACs milik Angkatan Udara AS.
"Orang-orang bersenjata menghentikan semua orang di jalan-jalan, membariskan mereka menghadap tembok dan mengancam membunuh siapa pun yang membantu 'para mata-mata' itu," kata seorang sumber kepada Daily Star, Minggu waktu setempat silam.
Siddhartha Dhar atau Abu Rumaysah meninggalkan London pada September 2014 setelah dibebaskan dengan jaminan atas tuduhan menganjurkan terorisme.
"Gegabah sekali sistem keamanan Inggris dengan membiarkan saya dengan mudah meninggalkan Eropa menuju ISIS,” cuit dia setelah berhasil terbang ke Paris, seperti dilaporkan BBC 4 Januari silam.
Rumaysah menjadi “Jihadi John” baru setelah alat propaganda ISIS yang terkenal kejam, Mohammed Emwazi atau Jihadi John, dibunuh oleh drone pasukan koalisi di Raqqa November tahun lalu.
Credit ANTARA News