Kamis, 14 Januari 2016

AS dan Saudi Masih Diskusikan Kesepakatan Kapal Perang


AS dan Saudi Masih Diskusikan Kesepakatan Kapal Perang Ilustrasi kapal perang (U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Antonio P. Turretto Ramos/Handout)
 
Jakarta, CB -- Diskusi soal pembelian empat kapal perang produksi Lockheed Martin Corp dan sejumlah peralatan perang lainnya masih berlangsung antara Amerika Serikat dan Arab Saudi, meskipun penawaran harga yang diberikan AS ditolak oleh Saudi.

Sejumlah sumber Reuters yang dekat dengan diskusi ini memaparkan bahwa Saudi menolak keras harga yang ditawarkan oleh Angkatan Laut AS untuk empat kapal perang ukuran sedang, atau kapal frigat. Saudi juga mengusulkan jangka waktu tujuh tahun untuk pengiriman kapal pertama.


Pada Oktober lalu, pemerintah AS menyetujui penjualan empat kapal multi-misi buatan Lockheed Martin Corp, perusahaan ternama asal AS yang bergerak di bidang pengembangan teknologi dan keamanan. Penjualan tersebut bernilai hingga US$4,3 miliar, atau sekitar Rp58 triliun, yang ditambah dengan pelatihan, teknik dan logistik.

Total nilai kesepakatan ini mencapai hingga US$11,25 miliar, atau setara Rp154,1 triliun.

Kapal perang tersebut dibuat dengan bahan dasar baja yang didesain dengan model Littoral Combat Ship (LCS) oleh Lockheed untuk Angkatan Laut AS bersama-sama dengan perusahaan Italia, Fincantieri SpA.

Dikutip dari RT News, kapal perang ini akan dilengkapi radar, sonar dan sistem kendali persenjataan. Persenjataan yang tercantum dalam kontrak penjualan termasuk rudal antikapal RGM-84, dan senjata utama 76mm OTO Melara MK-75. Kapal ini juga akan dipersenjatai dengan rudal permukaan jarak menengah RIM-162 ESSM, rudal RIM-116m dan sistem pertahanan MK-15 Phalanx point.

Lockheed menolak berkomentar atas kesepakatan tersebut karena merupakan transaksi antara pemerintah Saudi dan AS. Para pejabat AS juga menolak berkomentar soal penjualan peralatan perang yang masih terus berjalan.

Namun, sejumlah sumber yang dekat dengan persoalan ini menyebutkan bahwa tarik ulur soal harga dan waktu pengiriman merupakan hal yang umum dalam negosiasi senjata, yang kadang memakan waktu bertahun-tahun. Sumber tersebut yakin kesepakatan antara Saudi dan AS soal hal ini akan segera tercapai.

Sumber tersebut juga yakin bahwa penolakan Saudi terhadap penawaran AS tidak terkait dengan ketegangan dengan Iran, maupun karena Menteri Pertahanan Ash Carter mengeluarkan memorandum kepada Angkatan Laut AS untuk memangkas pembelian kapal LCS dan kapal perang lainnya, dari 52 kapal menjadi hanya 40 kapal.

Oktober lalu, dalam pengumumannya Pentagon menyatakan penjualan empat kapal perang ini akan "meningkatkan stabilitas dan keamanan maritim di wilayah laut di sekitar Semenanjung Arab dan mendukung tujuan strategis dari Amerika Serikat."

Dalam pernyataan itu, Pentagon menyebut Arab Saudi sebagai "mitra regional strategis dan kekuatan penting untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Timur Tengah."

Credit  CNN Indonesia