Cameron berargumentasi bahwa Inggris
tidak seharusnya membalik badan ketika sekutu mereka, Perancis, sedang
membutuhkan pertolongan mereka, pascaserangan Paris yang menewaskan 130
orang. (Reuters/Neil Hall)
Pemungutan suara yang berlangsung pada Rabu (2/12) terjadi selama 10 jam lebih, dan hasilnya 397 orang setuju pada usulan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk mengebom ISIS di Suriah, melawan 223 orang yang mengatakan tidak.
Cameron sebelumnya berargumentasi bahwa Inggris tidak seharusnya membalik badan ketika sekutu mereka, Perancis, sedang membutuhkan pertolongan mereka.
“Inggris lebih aman malam ini karena keputusan yang diambil oleh House of Commons [parlemen],” kata Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond kepada Sky News, dikutip dari Reuters.
Beberapa aktivis antiperang merespons negatif keputusan parlemen di luar gedung saat keputusan pemungutan suara diumumkan.
Namun serangan teror di Paris pada 13 November lalu yang menewaskan 130 orang yang diklaim oleh ISIS sepertinya memang mengubah arah kebijakan anggota parlemen Inggris, memecah oposisi Partai Buruh yang tadinya menolak keikutsertaan Inggris dalam perang sipil Suriah.
Cameron mengatakan bahwa konflik Suriah yang sudah berlangsung lebih dari empat tahun tidak bisa diselesaikan oleh aksi militer saja, namun serangan udara akan melemahkan ISIS.
“Teroris ini berencana untuk membunuh kita dan untuk meradikalisasi anak-anak kita sekarang. Mereka menyerang kita karena siapa kita, bukan karena apa yang kita lakukan,” ujar Cameron dalam rapat parlemen.
“Pertanyaannya adalah: Apakah kita bekerja dengan sekutu kita untuk melemahkan dan menghancurkan ancaman ini, dan apakah kita akan menyerang para teroris ini di pusat kekuatan mereja, dari mana mereka berencana membunuh orang Inggris, atau apakah kita diam saja dan menunggu mereka menyerang kita?” kata dia.
Parlemen Jerman juga dijadwalkan akan melakukan pemungutan suara pada Jumat besok soal apakah akan ikut bergabung dalam serangan udara di Suriah.
Credit CNN Indonesia