Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 08 September 2016
Seperti Ini Peta Ledakan Besar Tata Surya
Ledakan
Besar atau 'Big Bang' ditengarai menjadi asal mula tata surya.
Bagaimana bentuk pembesaran tata surya selama miliaran tahun ini?
(Sumber phys.org)
CB, South Bend - Setelah peristiwa Ledakan Besar
(Big Bang) sekitar 13,5 miliar tahun lalu, tata surya sebenarnya masih
'menggembung' terus menerus. Arah 'penggembungan' itu belum diketahui
hingga sekarang.
Baru-baru ini, sekelompok peneliti dari University of Notre Dame
menciptakan model pemetaan untuk menduga arah menggembungnya galaksi.
Dikutip dari laman University of Notre Dame pada Rabu (7/9/2016), temuan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Nature Physiscs.
Laporan tersebut menyertakan peta kronografis yang mendukung model
hirarkis pembentukan tata surya, karena peta kronografis disusun
berdasarkan usia kejadian.
Tim University of Notre Dame terdiri dari Daniela Carollo, ahli
astrofisika sekaligus asisten profesor untuk riset di Departemen Fisika,
Timothy Beers, Kepala Astrofisika Notre Dame, dan asisten profesor
penelitian Vinicius Placco.
Model itu sebenarnya dikembangkan oleh beberapa penggagas teori selama beberapa dekade.
Menurut teori-teori tersebut, Bima Sakti dibentuk dari penggabungan
dan pemisahan gugus-gugus mini yang terdiri dari bintang-bintang dan
gas.
Bintang-bintang paling tua dalam Bima Sakti ada
di pusat galaksi, sedangkan bintang-bintang yang lebih muda tersedot ke
dalam Bima Sakti oleh gravitasi selama beberapa miliar tahun.
Carollo mengatakan, "Sekarang, untuk pertama kalinya kita menunjukkan
bahwa bintang-bintang purba ada di pusat galaksi dan bintang-bintang
yang lebih muda ada di pinggirannya."
Bertambah Usia, Bintang Helium Berganti Warna
University of Notre Dame merupakan salah satu rekanan Sloan Digital
Sky Survey dan para peneliti itu menggunakan data dari Sloan Digital Sky
Survey guna mencirikan lebih dari 130.000 bintang bercabang biru.
Jika bewarna biru, artinya sebuah bintang membakar helium pada intinya namun kemudian berganti warna seiring bertambahnya usia.
Jenis bintang seperti ini adalah satu-satunya yang bisa ditebak
usianya hanya berdasarkan warna. Jadi, peta warna-warni yang dihasilkan
menunjukkan suatu hirarki. Bintang-bintang tertua ada di pusat galaksi,
bintang-bintang lebih muda bertebaran di pinggiran.
Kata Beers, "Warna-warni yang ada, ketika bintang-bintang ada pada
tahap evolusi masing-masing, berhubungan langsung dengan lama waktu
kehidupan bintang, jadi kita bisa mengira-ngira usianya."
"Setelah kita miliki petanya, kita bisa menentukan bintang-bintang
mana yang muncul duluan dan usianya dalam galaksi. Kita bisa
memvisualisasikan bagaimana galaksi terbentuk."
Tim
Profesor Beers. Ledakan Besar atau 'Big Bang' ditengarai menjadi asal
mula tata surya. Bagaimana bentuk pembesaran tata surya selama miliaran
tahun ini? (Sumber University of Notre Dame)
Sementara itu, Carollo menjelaskan bahwa awan-awan gas mula-mula
mengandung bahan-bahan awal, seperti hidrogen dan helium. Awan-awan gas
itulah yang kemudian membentuk planet-planet.
Awan-awan gas yang berbeda massa dan kandungan gasnya berperilaku berbeda-beda.
Awan-awan gas yang lebih kecil membentuk satu atau dua generasi
bintang-bintang. Mereka lalu bergabung dengan awan-awan lain dan
kemudian tertarik gravitasi menuju pusat galaksi.
Sementara itu, awan-awan yang lebih besar membentuk beberapa generasi bintang (lebih muda) sebelum akhirnya saling bergabung.