Kamis, 02 Agustus 2018

Wabah Baru Ebola Kembali Ditemukan di Kongo


Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.
Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.
Foto: Louise Annaud/Medecins Sans Frontieres via AP

Ribuan orang telah tewas akibat terjangkit ebola di Afrika Tengah.



CB, MANGINA -- Empat orang dinyatakan positif terjangkit Ebola di kawasan timur Republik Demokratik Kongo.


Hal itu disampaikan Kementerian Kesehatan setempat pada Rabu (1/8), hanya empat hari setelah penyebaran wabah Ebola yang menewaskan 33 orang di daerah utara negeri itu dinyatakan berhasil dihentikan. Sebanyak 20 orang telah tewas akibat demam yang disertai pendarahan di sekitar Mangina, sebuah kota padat sekitar 30 Km di sebelah selatan Kota Beni dan 100 Km dari perbatasan Uganda.

Kementerian Kesehatan mengaku tidak mempunyai bukti yang menghubungkan penyebaran wabah Ebola baru di kawasan timur tersebut dengan wabah lain di bagian utara, yang mulai terjadi pada April lalu. Kedua wilayah itu berjarak 2.500 Km.

Namun, kasus terbaru tersebut menunjukkan bahwa pola penyebaran Ebola masih sulit dipahami. Hal itu terutama di hutan-hutan tropis Kongo tempat virus itu menemukan habitat aslinya.

Kasus itu merupakan untuk ke-10 kalinya wabah Ebola terjadi di negara Afrika Tengah tersebut sejak 1976, saat virus Ebola pertama kali ditemukan di dekat sebuah sungai kawasan utara. Ebola diduga disebarkan oleh kelelawar dan menjangkiti hewan-hewan liar, yang dagingnya bisa ditemui di pasar-pasar Kongo. Setelah menjangkiti manusia, korban kemudian akan mengalami demam yang disertai pendarahan, muntah, dan diare. Ebola menyebar di antara manusia melalui cairan tubuh.

Sebelumnya pada 2013 sampai 2016 lalu, wabah Ebola menewaskan sedikitnya 11.300 orang di kawasan Afrika Tengah, seperti Sierra Leone, Liberia, dan Guinea. Sebuah tim beranggotakan 12 pakar dari Kementerian Kesehatan Kongo akan tiba di Beni pada Kamis.

Kongo dan pakar kesehatan internsional sempat dipuji karena merespons dengan cepat wabah Ebola di kawasan utara. Di sana mereka menggunakan vaksin eksperimental yang dibuat oleh Merck. Selain itu, mereka juga secara agresif melacak orang-orang yang menjalin kontak dengan pasien Ebola untuk mengontrol penyebaran virus.




Credit  republika.co.id