Rusia menilai tak ada bukti Moskow sebagai dalang penyerangan Skripal.
CB,
MOSKOW -- Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov
menyebut sanksi ekonomi terbaru yang dijatuhkan terhadap Rusia ilegal
dan tak dapat diterima. Menurutnya sanksi itu akan membuat Putin
menghentikan pendekatan konstruktif terhadap AS.
"Sekali lagi kami sepenuhnya menolak dugaan keterlibatan pemerintah
Rusia atas apa yang terjadi di Salisbury. Rusia tidak memiliki dan tidak
ada hubungannya dengan penggunaan senjata kimia," kata Peskov pada
Kamis (9/8), dikutip laman
CNN.
Sanksi yang
dijatuhkan AS memang terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam aksi
penyerangan mantan agen gandanya Sergei Skripal di Salisbury, Inggris.
Ia diserang menggunakan agen saraf novichok.
Peskov
mengaku cukup menyayangkan keputusan AS. Sebab ketika bertemu Presiden
AS Donald Trump di Helsinki, Finlandia, bulan lalu, Putin menyampaikan
Rusia masih memiliki harapan untuk menjalin hubungan konstruktif dengan
Washington.
"Hubungan ini tidak hanya untuk kepentingan rakyat kami, tapi juga untuk stabilitas strategis dan keamanan dunia," ujar Peskov.
Menurut
Peskov, Putin telah lebih dari sekali menyatakan kesiapannya
memperbaiki hubungan dengan AS. "Dan dia telah menunjukkan pendekatan
konstruktif dan kesiapannya menemukan jalan keluar dari situasi dan
pertanyaan-pertanyaan yang sulit," ucapnya.
Dengan
adanya sanksi baru dari AS, ia yakin Putin tak akan mempertahankan
pendekatan konstruktif terhadap AS. "Tidak ada yang meragukan bahwa
Putin tidak akan mempertahankan pendekatan ini," ujar Peskov.
AS
mengumumkan sanksi ekonomi terbaru terhadap Rusia pada Rabu (8/8).
Sanksi akan mulai berlaku pada 22 Agustus. Adapun sanksi tersebut
membidik semua perusahaan negara atau perusahaan yang didanai Rusia.
Sanksi
mencakup ekspor daftar peralatan yang dianggap sensitif terhadap
kemanan nasional, termasuk mesin turbin gas, sirkuit terpadu, dan
peralatan kalibrasi yang digunakan dalam avionik.
Setelah
pengumuman sanksi itu, saham Aeroflot, maskapai penerbangan nasional
Rusia, turun 12 persen dalam perdagangan sebelum jam makan siang pada
Kamis. Hal itu karena muncul kekhawatiran penerbangan langsung antara
Rusia dan AS dapat dihentikan sepenuhnya. Kemudian mata uang rusia,
rubel, jatuh 66 poin terhadap dolar AS.
Departemen Luar
Negeri AS mengatakan, sanksi baru kemungkinan akan diikuti
langkah-langkah yang lebih luas, seperti menangguhkan hubungan
diplomatik dan mencabut hak mendarat Aeroflot. Hal itu dapat dihindari
bila Rusia mengambil tindakan perbaikan dalam 90 hari.
Salah
satunya adalah membuka fasilitas ilmiah dan keamanan Rusia guna
kepentingan inspeksi internasional. Pembukaan akses ke fasilitas itu
juga penting untuk memastikan apakah Rusia memproduksi senjata kimia
atau biologi yang melanggar hukum internasional.
Putin
telah menegaskan negaranya tidak lagi memiliki senjata kimia, termasuk
novichok. Semua senjata kimia milik Rusia, kata Putin, telah dihancurkan
di bawah pengawasan Organisasi Larangan Senjata Kimia