Jumat, 03 Agustus 2018

Israel Blokade Pengiriman Bahan Bakar ke Gaza


Warga Palestina menunggu dalam antrean untuk mengisi bahan bakar (ilustrasi).
Warga Palestina menunggu dalam antrean untuk mengisi bahan bakar (ilustrasi).
Warga Gaza berjanji akan terus melaksanakan aksi demonstrasi setiap pekannya.




CB, YERUSALEM -- Israel kembali menghentikan pengiriman bahan bakar dan gas ke Jalur Gaza mulai Kamis (2/8). Ini sebagai tanggapan atas tindakan Hamas yang meluncurkan balon pembakar sehingga membakar ladang di Israel.


Kantor Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman pada Rabu (1/8) mengatakan telah memerintahkan penghentian pasokan bahan bakar ke Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"Keputusan telah diambil mengingat teror terus-menerus melalui balon pembakar dan gesekan di sepanjang pagar (perbatasan)," kata pernyataan itu.

Bulan lalu Israel juga melakukan langkah serupa. Israel mencegah pengiriman bahan bakar dan gas melalui satu-satunya penyeberangan komersial dengan Gaza. Sepekan kemudian Israel kembali mengizinkan pasokan bahan bakar dan gas memasuki Gaza setelah ketegangan dengan Hamas mereda.

Penyeberangan Kerem Shalom, yang dikenal orang Palestina sebagai Karem Abu Salem ditutup pada 9 Juli. Awalnya, hanya barang-barang yang dianggap sebagai kebutuhan kemanusiaan yang diizinkan masuk Gaza. Seperti makanan, perlengkapan kebersihan dan persediaan medis, bahan bakar, makanan hewan dan ternak.

Warga Gaza berjanji akan terus melaksanakan aksi demonstrasi setiap pekannya  sampai Israel mencabut sanksi ekonomi di wilayah itu. Setidaknya 155 warga Palestina telah tewas dalam protes dan satu tentara Israel ditembak mati oleh seorang penembak di Gaza.

Israel telah kehilangan tanah pertanian dan hutan karena kebakaran yang disebabkan oleh layang-layang dan balon helium yang diterbangkan dari Gaza. Israel telah menanggapi dengan mencegah masuknya barang-barang komersial yang tidak penting ke Gaza.



Anggota Gaza's National Comittee for Breaking the Siege, Salah Abdul Ati mengaku telah menyerahkan bukti-bukti kekerasan Israel ke Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC).

Bukti terdokumentasi itu terkait dengan penyerangan terhadap warga Gaza yang berdemonstrasi di perbatasan Israel sejak Maret.  Abdul Ati mengungkapkan, bukti-bukti yang diserahkan ke jaksa kepala ICC cukup menggambarkan kekersan dan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap demonstran tak bersenjata. "Informasi termasuk laporan khusus tentang kejahatan penjajah Israel terhadap anak-anak, jurnalis, dan tenaga medis," ucapnya.


Sejak akhir Maret, situasi di Jalur Gaza memang telah memanas, yakni ketika ribuan warga Palestina di sana menggelar demonstrasi di perbatasan Israel. Mereka menuntut Israel mengembalikan tanah yang telah direbutnya pascaperang Arab 1948. Massa pun menyuarakan kecaman terhadap Amerika Serikat (AS) yang memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem.



Credit  republika.co.id