Kamis, 04 Agustus 2016

Pemerintah AS Ragukan Program Mars NASA

 
Pemerintah AS Ragukan Program Mars NASA 
 Pemerintah meragukan perjalanan NASA ke Mars berdasarkan manajemen pembiayaan dan waktu yang tidak tersusun dengan baik. (Dok. NASA)
 
Jakarta, CB -- Dua peninjauan independen yang dilakukan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (Government Accountability Office/GAO) Amerika Serikat menyebut program perjalanan ke Mars milik badan antariksa NASA terkendala penundaan dan pembiayaan.

GAO adalah badan federal yang melaksanakan audit atas nama Kongres. Pekan lalu, laporan yang dirilis badan tersebut menggambarkan ketidaksiapan NASA memenuhi targetnya, terkait dengan kapsul awak Orion dan peluncur Space Launch System.

"Semua program berjalan dengan tingkat manajemen sangat rendah, dalam hal biaya dan waktu," kata auditor GAO, Cristina Chaplain, sebagaimana dikutip The Verge, Selasa (2/8).

Dia mengatakan sangat sulit untuk menjalankan program dalam keadaan tersebut. Dengan kinerja saat ini, NASA disebut bakal terus menunda pekerjaan menuju tahap selanjutnya yang tentu memakan lebih banyak waktu dan biaya.

Orion dan SLS adalah fitur utama program NASA menuju Mars. Kapsul yang berbentuk seperti tetesan air itu dedesain untuk meluncur di atas SLS, membawa beberapa astronot ke sebuah asteroid yang mengorbit bersama bulan 2020 nanti.

Setelah itu, Orion akhirnya akan digunakan untuk mengirim awak ke planet merah 2030 nanti, meski belum diketahui betul bagaimana misi itu akan dilaksanakan.

Desember 2014, NASA meluncurkan versi uji coba Orion jauh ke luar angkasa. Setelah program Apollo dihentikan, peluncuran ini jadi yang pertama kalinya di mana pesawat pembawa awak dikirim jauh melewati orbit bulan.

Saat ini, badan antariksa Paman Sam sedang berupaya untuk mengejar target meluncurkan SLS untuk pertama kalinya, September 2018, diikuti misi berawak pertama pada 2023. Namun, GAO meragukan semua target itu dan menilai tujuan akhir NASA masih belum jelas.

"Saat ini, fokus NASA adalah membangun kemampuan untuk terbang lebih jauh ke luar angkasa, alih-alih hanya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, rencana jangka panjangnya masih sedikit tidak jelas," kata Chaplain.



Credit  CNN Indonesia