Foto: Istimewa
Namun, INKA tak bisa menikmati manisnya 'kue' dalam proyek angkutan massal berbasis rel seperti Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek, Palembang, bahkan proyek MRT Jakarta.
"Untuk itu pemerintah seharusnya melakukan order ke INKA supaya produk dalam negeri bisa berkompetisi di luar negeri," ujar Senior Manager Humas, Protokoler & PKBL, Cholik Mochamad Zamzam kepada detikFinance, akhir pekan lalu.
Pada proyek kereta khususnya LRT hingga MRT, INKA belum diberi kesempatan oleh pemerintah untuk melakukan pengadaan. Padahal, bila diberi kesempatan, INKA bisa memiliki rekam jejak menyuplai kereta penumpang berpenggerak.
Pengalaman ini nantinya akan dipakai mengikuti tender kereta di luar negeri. Selain itu, INKA bisa terus berinovasi melahirkan produk kereta yang andal.
"Semua produk saja jika tanpa ada supply record, untuk syarat ikut tender saja tidak bisa, padahal kita mampu," kata Cholik
Credit detikfinance
INKA Pernah Jual Kereta ke Singapura sampai Australia
Foto: istimewa
"Kereta barang kita ekspor ke Malaysia, kereta penumpang ke Bangladesh, lokomotif ke Filipina, kereta barang ke Australia," ujar Senior Manager Humas, Protokoler & PKBL, Cholik Mochamad Zamzam, kepada detikFinance, pekan lalu.
Cholik menyadari, pemesanan kereta dari luar negeri lebih banyak kereta barang dan penumpang tak berpenggerak.
"Memang kebutuhan kereta tidak banyak. Kalau jalur relnya tidak bertambah sebetulnya kebutuhan keretanya relatif stagnan," ujar Cholik.
Cholik menyebut, China merupakan pesaing Indonesia dalam setiap tender pengadaan kereta di luar negeri, contohnya dalam tender kereta penumpang di Bangladesh dan Kereta Bandara Soetta. Namun, INKA berhasil keluar sebagai pemenang.
"Proyek kereta bandara peserta tendernya ada dari China. Untuk China harga ditentukan berdasarkan level kualitasnya. Kereta dari China kalau yang bagus jelas mahal. Untuk itu kita harus menekan harga dengan kualitas tetap baik," ujar Cholik.
Credit detikfinance
Bikin Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif, INKA: Sekarang Duduk Lebih Nyaman
Foto: Istimewa
Jakarta -PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau
KAI telah meluncurkan kereta kelas ekonomi dengan fasilitas yang lebih
baik. PT INKA ditunjuk sebagai pemasok.INKA sebagai BUMN produsen kereta menyebut desain kursi dan interior kereta ekonomi 'rasa eksekutif' itu kini lebih nyaman, berbeda dengan pesanan terdahulu.
Awalnya, kereta ekonomi ini berkapasitas 106 penumpang, tetapi kini hanya menampung 80 orang sehingga jarak antar kursi lebih longgar.
"Kereta ekonomi dulunya kapasitas banyak dengan posisi dihadap-hadapkan. Untuk kereta ekonomi yang sekarang tetap dengan jumlah yang banyak tapi tidak berhadap-hadapan dengan jarak yang lebih diatur lagi, sehingga penumpang lebih nyaman untuk duduk," ujar Senior Manager Humas, Protokoler & PKBL, Cholik Mochamad Zamzam, kepada detikFinance, pekan lalu.
|
Bila dilihat dari luar kereta, warna dan desain antara kereta ekonomi dan eksekutif tak jauh berbeda. Perbedaan terletak pada jumlah kursi yang lebih sedikit untuk kereta eksekutif, sehingga penumpang bisa lebih nyaman menempuh perjalan jarak jauh.
"Jika dilihat, untuk K1 (eksekutif) K3 (ekonomi) secara tampilan luar sama, tapi kalau dari luar orang tidak tahu itu K3 atau K1. Kalau dulu dari warna kereta sudah kelihatan mana K1 atau mana K3," sebutnya.
"Sekarang yang dibedakan adalah warna pintu, untuk pintu K3 berwarna oranye, sedangkan pintu K1 berwarna biru. Untuk fasilitas sama pake AC, hanya saja jumlah kursinya beda. Jumlah kursi ekonomi lebih banyak walaupun sekarang sudah lebih nyaman untuk jarak jauh," ujarnya.
Credit detikfinance