Rabu, 20 Januari 2016
Kremlin Susupi Partai-partai Politik Eropa, CIA Dibuat Sibuk
LONDON - Media Inggris melansir laporan yang menyebut bahwa Kremlin melakukan infiltrasi atau penyusupan ke partai-partai politik di sejumlah negara di Eropa. Sepak terjang Kremlin itu membuat Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dibuat sibuk.
Menurut laporan surat kabarThe Telegraph, Direktur CIA, James Clapper, telah diperintahkan oleh Kongres Amerika Serikat (AS) untuk melakukan tinjauan utama atas dugaan dana rahasia Rusia yang mengalir ke partai-partai politik Eropa selama satu dekade terakhir.
Washington, lanjut media Inggris itu, merasa prihatin atas laporan bahwa Rusia menggunakan pengaruhnya untuk melemahkan NATO, memblokir program sistem rudal pertahanan AS di Eropa dan membatalkan sanksi Barat yang dijatuhkan pada Rusia sebagai imbas dari krisis Ukraina.
Seorang pejabat senior Pemerintah Inggris yang jadi sumber anonim menyebut situasi itu tak ubahnya seperti “Perang Dingin” nyata. ”Tepat di seberang Uni Eropa kami melihat bukti yang mengkhawatirkan dari upaya Rusia untuk membongkar jalinan persatuan Eropa pada berbagai macam isu-isu strategis yang vital,” kata sumber itu yang dilansir semalam.
Media Inggris tersebut, dalam laporannya menyatakan dengan operasi pengaruhnya, Kremlin ingin meregangkan Eropa, dari Prancis ke Belanda, Hungaria, Austria dan Republik Ceko.
Dari keresahan itu, CIA dibuat sibuk untuk memeriksa sejauh mana layanan keamanan Rusia telah mendanai partai-partai politik, badan amal, dan LSM di Eropa dengan tujuan “merusak kohesi politik." Para pejabat Eropa menolak memberi tahu partai-partai politik yang diduga sudah disusupi Kremlin.
Namun, Partai Jobbik Hungaria, Golden Dawan Yunani, Liga Utara Italia, dan Front Nasional Prancis diduga telah jadi incaran Kremlin. Kunjungan para politikus Austria ke Crimea dan dukungannya atas aneksasi Rusia juga dicurigai.
Partai-partai sayap kiri yang menyuarakan hubungan yang normal antara Eropa dengan Moskow juga disebut tengah diselidiki intelijen AS. Partai-partai itu antara lain, Die Linke Jerman, Left Alliance Polandia dan Syriza Yunani.
Pemerintah AS dan Rusia belum mengomentari laporan itu. Namun, kedua negara tersebut hingga kini masih berseberangan dalam berbagai isu internasional, termasuk soal krisis Ukraina dan konflik Suriah.
Credit Sindonews