Rabu, 02 Desember 2015

Paris Gelar 2.000 Operasi Anti Teror, Tangkap 210 Orang


Paris Gelar 2.000 Operasi Anti Teror, Tangkap 210 Orang  
Usai serangan di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang, pemerintah Perancis melakukan aksi perlawan besar-besaran melawan terorisme. (Reuters/Phillipe Wojazer)
 
Jakarta, CB -- Usai serangan di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang, pemerintah Perancis melakukan aksi perlawan besar-besaran melawan terorisme. Ribuan operasi anti teror dilakukan di seluruh negeri, ratusan orang ditahan.

Menurut Perdana Menteri Manuel Valls dalam wawancara dengan stasiun radio Europe 1 yang dikutip NBC News, Selasa (1/12), Perancis telah menggelar 2.000 operasi penggerebekan yang berhasil menangkap 210 tersangka teroris. Dalam penggerebekan itu, lanjut Valls, lebih dari 300 senjata disita.


Dia menegaskan, penggerebekan tidak dilakukan sembarangan, melainkan berdasarkan dugaan yang objektif.

Aksi ini dilakukan menyusul serangan di enam titik di Paris beberapa waktu lalu. Pelaku satu-satunya yang berhasil lolos, Salah Abdeslam, hingga kini masih dikejar. Awalnya, Abdeslam diduga bersembunyi di Brussels, namun dia kini disinyalir sudah berada di Suriah.

Paris menerapkan situasi darurat usai serangan teroris yang diklaim ISIS tersebut. Hal serupa juga dilakukan oleh pemerintah Brussels di Belgia. Negara-negara Eropa lainnya juga memiliki sentimen yang sama, mewaspadai serangan teror.

Reuters menuliskan, operasi pemberantasan teror juga dilakukan oleh Italia dan Kosovo dengan ditangkapnya empat warga Kosovo yang diduga merupakan bagian dari jaringan teroris di Eropa. Keempat orang ini disebut melakukan propaganda dan melancarkan ancaman terhadap Paus Fransiskus.

Tiga di antara mereka ditangkap di Italia, seorang lainnya di Kosovo. "Mereka mengancam Paus, merayakan serangan di Paris dan juga mengancam duta besar Amerika Serikat untuk Kosovo," kata Carmine Esposito, kepala polisi kota Brescia, Italia, yang menangani kasus ini.
Credit  CNN Indonesia