Afrika Selatan, Thailand dan Australia memetik ilmu dari Swedia.
Deputy of Head Saab Indonesia, Lars Nielsen di Kantor BPPT, Jakarta, Senin (7/12/2015) (VIVA.co.id/Mitra Angelia)
Deputy of Head Saab Indonesia, Lars Neilsen mengatakan, terdapat sejumlah negara yang sudah mandiri, mampu membuat teknologi pesawat tempur di bawah didikan mereka.
Untuk diketahui, Indonesia juga tengah menjajaki membuat pesawat tempur beserta dengan teknologi geodatanya. Untuk bisa mandiri, Indonesia berguru pada Swedia.
Neilsen mengatakan, terdapat beberapa negara di Afrika, Eropa dan Asia Pasifik yang sudah mandiri untuk membuat pesawat tempur.
“Saya kira, Afrika Selatan mereka sudah mandiri, ada beberapa negara di Eropa, mereka juga cukup mandiri, Asia Pasifik barangkali Thailand, di masing-masing teknologi mereka sudah mendiri, gara-gara kita membantu mereka,” ujar Neilsen kepada VIVA.co.id di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Senin, 7 Desember 2015.
Neilsen menjelaskan, Thailand sudah mandiri sejak tujuh tahun yang lalu. Afrika Selatan mandiri membuat pesawat tempur sejak 12 tahun.
“Dan Australia, mereka sudah sejak tahun 1990, jadi udah 25 tahun sudah mandiri,” ucapnya.
Untuk itu, Neilsen memberikan motivasi pada Indonesia, agar bisa mumpuni seperti negara-negara lainnya. Swedia, kata dia, bisa berpijak mandiri dengan menguasai ilmu pesawat tempur setelah berpuluh-puluh tahun.
“Swedia perlu 40 tahun, dan biaya cukup tinggi, bagi Indonesia tidak perlu, karena teknologi sudah ada, sudah siap,” katanya.
Credit VIVA.co.id