CENBERRA, CB -
Mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, kembali menghiasi
panggung politik Australia, 3 bulan setelah digulingkan dari jabatannya.
Abbott tampil dengan tulisan kontroversialnya di harian Daily Telegraph, Rabu (9/12/2015). Politisi 58 tahun itu menulis bahwa tidak ada budaya yang setara. Budaya Barat seharusnya mendeklarasikan keunggulannya atas budaya lain yang memungkinkan orang berpikir bisa membunuh orang lain dalam nama Tuhan.
“Tidak ada yang salah atau tidak sensitif meminta warga untuk menghormati peradaban Barat yang kita junjung, tidak ada budaya yang setara,” tulisnya.
Abbott juga mendesak Australia untuk berhenti terus meminta maaf atas nilai-nilai Barat yang dianut. Politisi yang pernah dua tahun menjabat perdana menteri itu mendesak negaranya untuk lebih mempromosikan nilai-nilai Barat yang telah menjadikan Australia sebagai negara yang demokratis, adil, dan sejahtera.
Politisi Partai Liberal ini terkenal dengan pandangan konservatif dan kerasnya terhadap terorisme dan Islam.
Salah seorang anggota parlemen dari Partai Buruh yang beragama Islam, Ed Husic, mendesak agar partai berkuasa menanggapi dengan hati-hati tulisan Abbott.
“Kita semua bekerja bersama untuk melawan pihak yang ingin menghancurkan nilai-nilai kita," tuturnya.
Pemimpin Partai Hijau Richard Di Natale mengecam Abbott sebagai politisi berbahaya yang tidak mewakili rakyat Australia.
“Lebih cepat dia menghilang dari publik, lebih bagus buat rakyat Australia” kecam Di Natale.
Abbott tampil dengan tulisan kontroversialnya di harian Daily Telegraph, Rabu (9/12/2015). Politisi 58 tahun itu menulis bahwa tidak ada budaya yang setara. Budaya Barat seharusnya mendeklarasikan keunggulannya atas budaya lain yang memungkinkan orang berpikir bisa membunuh orang lain dalam nama Tuhan.
“Tidak ada yang salah atau tidak sensitif meminta warga untuk menghormati peradaban Barat yang kita junjung, tidak ada budaya yang setara,” tulisnya.
Abbott juga mendesak Australia untuk berhenti terus meminta maaf atas nilai-nilai Barat yang dianut. Politisi yang pernah dua tahun menjabat perdana menteri itu mendesak negaranya untuk lebih mempromosikan nilai-nilai Barat yang telah menjadikan Australia sebagai negara yang demokratis, adil, dan sejahtera.
Politisi Partai Liberal ini terkenal dengan pandangan konservatif dan kerasnya terhadap terorisme dan Islam.
Salah seorang anggota parlemen dari Partai Buruh yang beragama Islam, Ed Husic, mendesak agar partai berkuasa menanggapi dengan hati-hati tulisan Abbott.
“Kita semua bekerja bersama untuk melawan pihak yang ingin menghancurkan nilai-nilai kita," tuturnya.
Pemimpin Partai Hijau Richard Di Natale mengecam Abbott sebagai politisi berbahaya yang tidak mewakili rakyat Australia.
“Lebih cepat dia menghilang dari publik, lebih bagus buat rakyat Australia” kecam Di Natale.
Credit KOMPAS.com