Selasa, 08 Desember 2015

FBI: Pelaku Penembakan California Sudah Lama Teradikalisasi


FBI: Pelaku Penembakan California Sudah Lama Teradikalisasi  
Para penyidik FBI meyakini pelaku penembakan di San Bernardino, AS, telah merencanakan serangan yang lebih besar, didasari dari penemuan sejumlah amunisi dan bahan peledak tersebut. (Reuters/Mike Blake)
 
Jakarta, CB -- Para penyidik FBI meyakini bahwa pasangan suami-istri yang menjadi pelaku penembakan di fasilitas penyandang disabilitas di San Bernardino, California pekan lalu sudah teradikalisasi "selama beberapa waktu."

Pengungkapan terbaru dalam penyelidikan yang dipimpin FBI ini dirilis pada Senin (7/12) bertepatan dengan diperbolehkannya para karyawan di wilayah San Bernardino untuk kembali bekerja usai penerapan keamanan yang ketat pascainsiden yang menewaskan 14 orang tersebut.


Pekan lalu, FBI menyatakan bahwa pihak berwenang tengah mempertimbangkan bahwa penembakan membabi buta yang diluncurkan Syed Rizwan Farook, 28, warga AS dan istrinya, Tashfeen Malik, 29, kelahiran Pakistan ini merupakan "aksi terorisme."

Pasalnya, keduanya diyakini telah berbaiat kepada kelompok militan ISIS.

Pertanyaan kemudian muncul soal sejauh mana Farook teradikalisasi. Farook lahir di Illinois dari keluarga imigran Pakistan dan dibesarkan di California Selatan. Terdapat dugaan sebelumnya bahwa Farook mungkin saja teradikaliasi atas pengaruh istrinya, yang dinikahinya di Arab Saudi pada musim panas 2014 dan kemudian kembali ke Amerika Serikat.

Namun, asisten direktur Biro Investigasi Federal cabang Los Angeles, David Bowdish, menyatakan bahwa para penyidik yakin "kedua subjek telah teradikalisasi selama beberapa waktu."

Dia mengatakan penyelidikan akan dilanjutkan untuk mencari tahu apakah mereka didoktrin oleh individu lain atau beralih ke ideologi ekstremis dengan sendirinya.

Bowdish juga ragu apakah pasangan suami-istri ini meruakan bagian dari organisasi militan yang lebih besar.

"Saya ingin menjelaskan: kami tidak melihat adanya bukti sejauh ini soal rencana serangan di luar benua AS. Kami mungkin saja menemukan bukti itu dalam beberapa hari ke depan, tetapi mungkin saja tidak. Kami tidak tahu," katanya.

Pasangan suami-istri ini tewas dalam baku tembak dengan polisi beberapa jam setelah serangan mereka pada Rabu (3/12) pagi di ruang konferensi di Inland Regional Center, lembaga pelayanan sosial di San Bernardino, sekitar 100 km sebelah timur dari Los Angeles.

Selain lima senjata api ditemukan oleh para penyidik, aparat penegak hukum juga menyita ribuan amunisi bersama dengan bahan peledak dan sejumlah bahan lainnya yang diyakini dapay membuat berbagai bom pipa.

FBI, lanjut Bowdish, masih terus mencari motif serangan itu. Para penyidik meyakini pasangan ini telah merencanakan serangan yang lebih besar, didasari dari penemuan sejumlah amunisi dan bahan peledak tersebut.
Credit  CNN Indonesia