Selasa, 15 Desember 2015

Dari Mana Asalnya Senjata Teroris Eropa?


 
Shutterstock Ilustrasi senjata api. 
 
  CB — Jejak maut dari senjata api yang digunakan dalam hampir semua aksi teror di Eropa mengarah ke Balkan.

Kawasan yang tahun 1990-an dilanda perang saudara dan kini jadi rute utama para pengungsi Suriah, Irak, dan Afganistan menuju ke Eropa barat.

Pecahnya Yugoslavia dengan dampak pecahnya perang saudara di kawasan Balkan itu menyisakan jutaan senjata api ilegal yang kini membanjiri pasar gelap Eropa.

Serbia, Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Kosovo, dan Albania ibaratnya gudang sekaligus pasar murah bagi senapan mesin atau senjata api ringan ilegal buat gerombolan kriminal maupun teroris.

Kementerian Dalam Negeri Serbia di Beograd baru-baru ini melaporkan data yang amat mencemaskan.

Di negeri ini, beredar hingga 900.000 senjata api ilegal sisa perang saudara tahun '90-an.

Laporan PBB tahun 2014 juga mengungkap tingginya jumlah senpi ilegal di Kosovo.

Kawasan kecil bekas Yugoslavia yang berpenduduk 2 juta orang itu tercatat memiliki lebih 450.000 pucuk senjata api ilegal.

Sementara laporan organisasi PB untuk monitoring dan kontrol senjata api di Eropa timur dan Eropa tenggara SEESAC menyebutkan, di Bosnia-Herzegovina terdapat sekitar 750.000 senjata api ilegal.

Dijual murah

Hampir semua warga di negara-negara Balkan memiliki satu atau lebih senjata api sisa perang saudara ini.

Banyak yang tetap mempertahankannya untuk berjaga-jaga. Namun, tekanan krisis ekonomi juga memicu penjualan besar-besaran senpi ilegal ini.

Eropa kini ibaratnya dibanjiri senjata api murah dari negara-negara pecahan Yugoslavia.

"Negara-negara di kawasan Balkan amat labil dan potensi risiko jadi pemasok senjata bagi teroris juga amat besar," kata Burim Ramadani dari Institute for European Studies di Pristina.

Riset yang dilakukan sejumlah organisasi dan institut menunjukkan fakta amat mencemaskan.

Di pasaran gelap di Balkan, orang dengan mudah bisa membeli sepucuk senapan mesin ringan Kalashnikov yabng dibanderol dengan harga sekitar 300 sampai 500 euro.

Di Eropa barat, para penyelundup senjata menjualnya lagi dengan kisaran harga 2.000 euro per pucuk Kalashnikov.

Riset dari Flemish Peace Institute di Brussel, Belgia, yang melacak keberadaan senpi ilegal di Belgia yang juga jatuh ke tangan teroris menyimpulkan, sebagian besar senjata diselundupkan dari negara-negara Balkan.

Periset Niels Duquet menyebutkan, secara keseluruhan, ini merupakan masalah bagi Eropa.

Hal yang juga sangat mencemaskan, tidak ada data akurat menyangkut berapa banyak senpi ilegal itu yang berhasil diselundupkan ke Eropa barat dan jatuh ke tangan kelompok teroris atau para bandit.


Credit  KOMPAS.com