Kamis, 04 April 2019

Usul Alquran Dikumandangkan pada Anzac Day, Presiden RSA Diancam


Usul Alquran Dikumandangkan pada Anzac Day, Presiden RSA Diancam
Para warga dari Australia dan Selandia Baru saat mengikuti layanan doa pada Anzac Day, 25 April 2016. Foto/REUTERS/File Photo

WELLINGTON - Presiden Returned and Service Association (RSA) lokal di Selandia Baru, Simon Strombom, menerima berbagai ancaman kekerasan setelah mengusulkan bacaan ayat Alquran dikumandangkan dalam layanan Anzac Day.

Anzac Day adalah hari nasional di Australia dan Selandia Baru untuk memperingati semua warga kedua negara yang telah bertugas dan meninggal dalam seluruh peperangan, konflik dan operasi penjaga perdamaian. Peringatan itu akan berlangsung 25 April 2019 mendatang.

RSA Teluk Titahi mengumumkan di halaman Facebook-nya Rabu pekan lalu bahwa layanan fajar Anzac Day akan diakhiri dengan doa dari ayat-ayat Alquran di pantai.

Tetapi banyak anggota RSA menanggapi dengan marah posting tersebut. "Saya merasa bahwa hanya doa Kristen yang sesuai untuk layanan fajar," bunyi salah satu komentar di posting Facebook yang sekarang telah dihapus.

Presiden RSA Teluk Titahi Simon Strombom, seorang veteran perang di Afghanistan, mengatakan kepada The AM Show bahwa orang-orang jauh lebih tidak sopan ketika mereka menghubunginya secara langsung.

"Seorang anak lelaki mengancam akan menendang kepala saya pada pagi ini dan segala macam," katanya. "Mereka membuat (ancaman)-nya sangat pribadi," ujarnya, yang dilansir Kamis (4/4/2019). Usulan itu muncul beberapa pekan setelah serangan teroris melanda dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Serangan berupa penembakan brutal saat salat Jumat itu menewaskan 50 orang.

Presiden RSA nasional BJ Clark mengatakan gangguan apa pun pada layanan normal Anzac Day dapat menyebabkan ketegangan dan orang-orang dipersilakan untuk menyampaikan pendapat pribadi mereka tentang apakah usulan itu sesuai atau tidak.

"Jika kita melihat di masa lalu, kita belum memiliki doa Muslim dan saya kira di situlah masalah ini muncul, di mana ada beberapa poin diskusi," katanya kepada The AM Show.

"Apakah ini tentang layanan Anzac, atau apakah kita bingung tentang apa layanan itu?," ujarnya.

Tetapi dia tidak akan mendikte RSA lokal tentang apa yang harus dilakukan dengan layanan doa mereka.

"Karena kita bebas untuk melakukan di Selandia Baru, harus ada pilihan oleh RSA lokal apakah mereka termasuk itu atau tidak," katanya.

Sekitar 2.500 orang diperkirakan akan menghadiri layanan doa Anzac Day nanti. 





Credit  sindonews.com