Ilustrasi serangan bom di Sri Lanka. (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)
Jakarta, CB -- Organisasi Polisi Kriminalitas Internasional (Interpol) dan Biro Investigasi Federal (FBI) membantu pemerintah Sri Lanka dalam melakukan investigasi terkait kasus serangkaian serangan bom yang terjadi pada Minggu (21/4).
Interpol akan mengirimkan tim yang memiliki spesialisasi pada pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP) dan bahan peledak, upaya melawan terorisme, serta identifikasi dan analisis korban. Keterlibatan Interpol dalam investigasi tersebut dilakukan atas permintaan pemerintah Sri Lanka.
"Ketika pihak berwenang Sri Lanka menyelidiki serang mengerikan ini, Interpol akan terus memberikan dukungan apa pun yang diperlukan," ujar Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock dalam pernyataan seperti dikutip dari CNN, Senin (23/4).
Interpol akan mengirimkan tim yang memiliki spesialisasi pada pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP) dan bahan peledak, upaya melawan terorisme, serta identifikasi dan analisis korban. Keterlibatan Interpol dalam investigasi tersebut dilakukan atas permintaan pemerintah Sri Lanka.
"Ketika pihak berwenang Sri Lanka menyelidiki serang mengerikan ini, Interpol akan terus memberikan dukungan apa pun yang diperlukan," ujar Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock dalam pernyataan seperti dikutip dari CNN, Senin (23/4).
Ia menegaskan keluarga para korban serangan bom, seperti halnya
serangan teroris lainnya pantas mendapatkan dukungan penuh dari
komunitas penegak hukum internasional.
Juru Bicara FBI juga menyebut pihaknya akan membantu Sri Lanka dalam melakukan investigasi atas serangkaian serangan bom tersebut. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut sedikitnya empat warga AS tewas dalam serangan itu.
Rangkaian serangan yang terdiri dari delapan bom terjadi pada Hari Paskah (21/4) menewaskan 290 orang dan melukai ratusan orang lainnya. Ledakan terjadi di Kolombo, Negombo, dan Batticoloa. Sebagian besar korban jiwa adalah warga Sri Lanka. Namun, sedikitnya terdapat 39 turis yang tewas dalam serangan itu.
Juru Bicara FBI juga menyebut pihaknya akan membantu Sri Lanka dalam melakukan investigasi atas serangkaian serangan bom tersebut. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut sedikitnya empat warga AS tewas dalam serangan itu.
Rangkaian serangan yang terdiri dari delapan bom terjadi pada Hari Paskah (21/4) menewaskan 290 orang dan melukai ratusan orang lainnya. Ledakan terjadi di Kolombo, Negombo, dan Batticoloa. Sebagian besar korban jiwa adalah warga Sri Lanka. Namun, sedikitnya terdapat 39 turis yang tewas dalam serangan itu.
Pemerintah Sri Lanka telah mengeluarkan status tanggap darurat dan
mengerahkan pasukan untuk melakukan operasi penyelamatan. Akses media
sosial juga diblokir oleh pemerintah.
Hingga kini belum ada pihak yang mengklaim rangkaian serangan tersebut. Namun, polisi telah mengamankan 24 orang yang diduga terlibat.
Pemerintah Sri Lanka juga meyakini dalang di balik rangkaian serangan tersebut militan Islam lokal yang dikenal sebagai Jemaah Tauhid Nasional (NTJ). Sementara ejabat AS menyebut ada indikasi rangkaian serangan di Sri Lanka itu terinspirasi dari ISIS.
Hingga kini belum ada pihak yang mengklaim rangkaian serangan tersebut. Namun, polisi telah mengamankan 24 orang yang diduga terlibat.
Pemerintah Sri Lanka juga meyakini dalang di balik rangkaian serangan tersebut militan Islam lokal yang dikenal sebagai Jemaah Tauhid Nasional (NTJ). Sementara ejabat AS menyebut ada indikasi rangkaian serangan di Sri Lanka itu terinspirasi dari ISIS.
Credit cnnindonesia.com