China Pamerkan Kapal Perang Baru. (Koran SINDO).
BEIJING
- China memamerkan kapal destroyer pemandu misil generasi baru tipe 055
saat parade kapal perang pada perayaan 70 tahun berdirinya Angkatan
Laut Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Presiden China Xi
Jinping hadir dalam parade tersebut. Dia memantau upaya pembaharuan dan
penguatan PLA dalam segala lini mulai dari jet tempur siluman hingga
kapal destroyer 055 yang berteknologi siluman, bernama Nanchang.
Itu
bertepatan dengan ketegangan China dengan banyak negara dalam konflik
Laut China Selatan dan konflik dengan China. Apalagi, China juga terus
memperkuat militernya di saat persaingan dengan rivalnya yakni Korea
Selatan dan Jepang di Asia Timur. Beijing juga ingin menyamai kekuatan
militer Amerika Serikat (AS).
AL
China memiliki keuntungan besar dengan upaya modernisasi peralatan
tempurnya. Itu bertujuan untuk memperkuat pertahanan dan melindungi rute
perdagangan dan warga China di luar negeri.China memberikan kehormatan
besar kepada kapal destroyer yang mulai bertugas dua tahun lalu.
“Hormat
untuk kamu, komrad. Komrad, terima kasih atas kerja kerasmu,” kata
kepada para tentara yang berdiri di atas dek kapal, dilansir Reuters.
“Salam untuk kamu, chairman,” balas mereka. “Melayani rakyat.”
Kapal
induk produksi dalam negeri China yang masih menjalani uji coba kemarin
tidak dipertunjukkan kepada publik. Namun, kapal induk Liaoning
dilaporkan mengikuti parade tersebut. Kapal induk pertama milik China
itu dibeli dari Ukraina pada 1998 dan direstrukturisasi ulang.
Hal
yang menjadi perhatian pada parade tersebut adalah Nanchang. Itu
merupakan kapal destroyer tipe 55 dengan berat 10.000 ton. Kapal tipe
055 mengadopsi fitur siluman sehingga tidak bisa terdeteksi radar
musuh.Pergerakan kapal juga tidak terlalu berisik dan tidak menimbulkan
radiasi elektromagnetik serta inframerah.
Kapal itu diproduksi
oleh Changxingdao-Jiangnan Shipyard dan Dalian Shipbuilding Industry
Company. Kapal perang itu merupakan pembaharuan dari kapal destroyer
tipe 052D. Biaya produksi kapal itu mencapai 6 miliar Yuan China dan
mulai dibuat sejak 2014 dan resmi beroperasi pada tahun ini.
Selain
itu, China juga mempertontonkan kapal selama nuklir baru. Menurut pakar
keamanan regional berbasis di Singapura, Collin Koh, kapal selam itu
merupakan modifikasi kapal selama kelas Jin bertenaga nuklir.
AL
China memiliki empat kapal selam kelas Jin yang bertugas di Pulau Hainan
di selatan. “Kapal selama itu tidak adalah versi modifikasi
dibandingkan kapal selam yang sepenuhnya baru. Namun, ada perkembangan
yang signifikan,” ungkap Koh dari Sekolah Kajian Internasioal S
Rajaratman Singapura. Sayangnya, kata dia, belum ada gambaran lengkap
tentang modifikasi tersebut.
Parade kapal militer AL China tahun
memang menjadi perhatian bagi Xi, sama seperti tahun lalu. Parade kapal
kemarin menghadirkan 32 kapal perang China dan 39 pesawat tempur. Selain
itu, 13 negara ikut mengirimkan kapal perang pada acara tersebut,
termasuk India, Jepang, Vietnam, dan Australia. Sebanyak 61 negara
mengirimkan delegasi pada acara tersebut, termasuk simposius yang akan
digelar hari ini dan besok.
Sebelumnya, pada pertemuan dengan
para pejabat AL luar negeri di pusat pelayaran Olimpiade Qindao, Xi
mengungkapkan AL dari seluruh dunia seharusnya bekerja untuk melindungi
perdamaian dan tatanan maritim dunia. “Orang China cinta dan berjuang
untuk perdamaian dan akan mengikuti pembangunan perdamaian,” kata Xi.
Dia
mengungkapkan, semua orang seharusnya saling menghargai satu sama lain
dan memperlakukan untuk kesetaraan, serta mengutamakan kepercayaan yang
saling menguntungkan. Dia juga ingin memperkuat dialog dan pertukaran
maritime serta kerja sama pragmatis antara AL di seluruh dunia.
“Semua
negara seharusnya mengutamakan konsultasi yang serta, memperkuat
mekanisme komunikasi krisis, memperkuat kerja sama keamanan regional,
dan mempromosikan penyelesaian yang layak terkait ketegangan maritim,”
kata Xi.
Faktanya,
China memang kerap bersitegang dan melakukan provkasi militer dengan
kapal perangnya dengan negara lain. Beijing juga tidak menyembunyikan
teknologi militer mereka dengan mengundang sejumlah media asing naik ke
kapal perang mereka.
Perang kapal perang China terakhir terjadi
dengan Vietnam di Laut China Selatan pada 1974 dan 1988. China telah
ikut berpartisipasi dengan patroli anti-pemabajakan di perairan Somalia
sejak akhir 2008.
AS hanya mengirimkan delegasi ke Qindao yang
dipimpin atase AL dari Kedutaan Besarnya di Beijing. Washington juga
tidak mengirimkan kapal perangnya. Namun, kapal USS Blue Ridge yang
menjadi bagian Armada Ketujuh AS di Jepang mengunjungi Hong Kong pada
Sabtu lalu.
Seorang pejabat AL AS di USS Blue Ridge mengungkapkan
Armada Ketujuh terus melanjutkan operasi intensif di kawasan. Itu
termasuk operasi kebebasan navigasi untuk melawan klaim maritime yang
berlebihan oleh China.
Beijing mengaku keberatan dengan patroli
yang dilakukan AS di kepulauan Paracels dan Spratlys di Laut China
Selatan yang diklaim mereka.
Credit
sindonews.com