Ilustrasi pembunuhan. (Istockphoto/PeopleImages)
Jakarta, CB -- Kelompok pemberontak di Irlandia Utara, New Irish Republican Army (New IRA), menyatakan mereka bertanggung jawab atas kematian jurnalis Lyra McKee pekan lalu. Lyra tewas ditembak saat meliput kerusuhan di Kota Londonderry.
Seperti dilansir AFP, Selasa (23/4), pernyataan itu disampaikan New IRA kepada surat kabar The Irish News. Namun, mereka tetap menyatakan tidak sengaja membunuh McKee.
"Saat kami hendak menyerang musuh, Lyra McKee terbunuh secara tragis saat berdiri di dekat pasukan musuh," demikian pernyataan New IRA.
McKee meninggal pada usia 29 tahun, karena ditembak di kepala saat meliput kerusuhan di kompleks perumahan Creggan, Londonderry. Mereka mengklaim justru polisi yang memancing kerusuhan karena menghalangi kelompok pro Republik yang hendak memperingati pemberontakan yang dimulai pada 1916 dan menjelang Hari Paskah.
Seperti dilansir AFP, Selasa (23/4), pernyataan itu disampaikan New IRA kepada surat kabar The Irish News. Namun, mereka tetap menyatakan tidak sengaja membunuh McKee.
"Saat kami hendak menyerang musuh, Lyra McKee terbunuh secara tragis saat berdiri di dekat pasukan musuh," demikian pernyataan New IRA.
McKee meninggal pada usia 29 tahun, karena ditembak di kepala saat meliput kerusuhan di kompleks perumahan Creggan, Londonderry. Mereka mengklaim justru polisi yang memancing kerusuhan karena menghalangi kelompok pro Republik yang hendak memperingati pemberontakan yang dimulai pada 1916 dan menjelang Hari Paskah.
"New IRA meminta maaf kepada kerabat, keluarga dan sahabat Lyra McKee," lanjut pernyataan New IRA.
New IRA mengklaim polisi setempat pada Kamis (1/4) pekan lalu menutup jalan dan menghalangi peringatan pemberontakan terhadap Inggris.
"IRA mengirim relawan untuk melawan," demikian isi pernyataan itu.
McKee disebut sebagai salah satu jurnalis Irlandia Utara yang dikenal akan hasil liputannya. Dia pernah menulis untuk majalah The Atlantic dan situs Buzzfeed. Dia juga disebut masuk dalam daftar 30 orang yang berpengaruh di bawah usia 30 menurut Majalah Forbes.
Peristiwa ini menjadi aksi kekerasan terbaru yang terjadi di daerah itu, setelah bertahun-tahun pertikaian antara kelompok pemberontak dan pemerintah Inggris. Situasi ini membangkitkan kenangan buruk pada masa pemberontakan selama tiga dasawarsa, atau dikenal dengan julukan The Troubles.
Aksi teror juga terjadi di Londonderry pada Januari lalu. Pelaku meledakkan bom mobil pada malam hari, yang beruntung tidak menelan korban.
Kelompok New IRA atau Real IRA (NIRA / RIRA) adalah sempalan dari kelompok militan IRA yang mulai bergeliat sejak tujuh tahun silam. Mereka adalah faksi di dalam IRA yang menolak gencatan senjata dengan pemerintah Inggris yang diteken pada 1998 dan diresmikan pada 2012.
Mereka tetap bertujuan membebaskan Irlandia Utara dari kekuasaan Inggris, dan bergabung dengan Republik Irlandia. Mereka mengklaim sebagai penerus IRA.
RIRA atau NIRA terus melakukan perlawanan sporadis terhadap kepolisian dan angkatan bersenjata Inggris. Bentuk serangan mereka antara lain penembakan dan pemboman menggunakan granat, mortir, dan roket.
Korban
dari konflik itu diperkirakan sekitar 50 ribu orang. Rinciannya 3,532
orang meninggal dan 47,500 terluka. Meski sudah berdamai, pertikaian
tetap berjalan hingga 2002.
Credit cnnindonesia.com