Ilustrasi bendera Korea Utara. (John Pavelka/Wikimedia Commons)
Jakarta, CBa -- Seorang warga Amerika Serikat, Andrew Hong, yang diduga menjadi dalang penyerbuan Kedutaan Besar Korea Utara
di Spanyol saat ini dilaporkan menghilang. Menurut kuasa hukumnya, Lee
Wolosky, dia tidak tahu keberadaan kliennya dan kemungkinan dia
menghindar dari kejaran tim pembunuh yang diutus Korut.
Seperti dilansir CNN, Selasa (23/4), Hong merupakan ketua kelompok Cheollima Civil Defense (CCD). Aparat keamanan AS, US Marshals, sudah menggerebek kediamannya pada Kamis pekan lalu, tetapi dia tidak ada di tempat.
Seperti dilansir CNN, Selasa (23/4), Hong merupakan ketua kelompok Cheollima Civil Defense (CCD). Aparat keamanan AS, US Marshals, sudah menggerebek kediamannya pada Kamis pekan lalu, tetapi dia tidak ada di tempat.
"Dia khawatir akan keselamatannya. Kami punya alasan untuk meyakini tim pembunuh Korut sudah dikirim untuk membunuh Hong dan kemungkinan juga yang lainnya, dan dia mengambil langkah untuk menghindari mereka," kata Wolosky.
Tidak lama setelah penyerbuan itu, hakim Spanyol, Jose de la Mata, menyatakan Hong adalah pemimpin dari kelompok yang menyerbu kedubes Korut pada Februari lalu.
Menurut hakim, Hong dan anggota CCD menganiaya dan memborgol sejumlah staf kedubes Korut. Mereka juga memaksa salah satu pejabat senior untuk membelot.
Mereka lantas kabur dari kedutaan itu dengan membawa dua komputer dan sejumlah perangkat keras.
Sedangkan seorang mantan Marinir AS, Christopher Ahn, yang diduga terlibat dalam penyerbuan itu sudah ditangkap dan diajukan ke pengadilan. Namun, kasusnya sampai saat ini masih tertutup dari masyarakat.
Melalui situsnya, CCD mengatakan kelompoknya telah berbagi informasi yang diperoleh hasil penyusupan dengan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Kelompok yang pernah mendeklarasikan diri sebagai pemerintah tandingan Korut itu menganggap informasi-informasi tersebut "bernilai besar".
CCD yang menyatakan diri sebagai Pemerintahan Khusus Pembebasan Joseon bertujuan untuk menggulingkan rezim Kim Jong-un. Mereka menyatakan menjadi rujukan dan tempat meminta bantuan bagi warga Korut yang membelot.
Credit cnnindonesia.com