Selasa, 16 April 2019

Trump Dituduh Kaitkan Anggota Kongres Muslim dan Teror 9/11



Trump Dituduh Kaitkan Anggota Kongres Muslim dan Teror 9/11
Presiden AS Donald Trump dikritik karena menghubungkan Ilhan Omar, seorang anggota Kongres beragama Muslim, dengan peristiwa teror 11 September 2001 alias 9/11. (Reuters/Joshua Roberts)




Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali dikritik karena disebut menghubungkan Ilhan Omar, seorang anggota Kongres beragama Islam dengan peristiwa teror 11 September 2001 alias 9/11.

Melalui kicauan di Twitter, Trump mengunggah sebuah video yang menyandingkan video Omar dengan cuplikan gedung menara kembar World Center (WTC) di New York, salah satu target serangan teror 9/11.


"11 SEPTEMBER 2001 KAMI INGAT," tulis Trump dalam keterangan unggahan video tersebut pada Jumat (12/4).

Omar, anggota Kongres perwakilan Minnesota dari Partai Demokrat, memang tengah menjadi sorotan terutama politikus konservatif di AS, setelah berpidato terkait peristiwa 9/11.

Dalam pidatonya, ia dianggap meremehkan peristiwa teror paling mematikan di Negeri Paman Sam tersebut dengan menganggap insiden itu sebagai "peristiwa yang terjadi karena beberapa orang melakukan sesuatu."


Pernyataan itu dilontarkan dalam acara Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) tak lama setelah serangan teror di dua masjid Christchurrch, Selandia Baru, pertengahan Maret lalu.

"Untuk waktu yang lama, kita (masyarakat Muslim) telah hidup dalam ketidaknyamanan sebagai warga kelas kedua, dan jujur, saya lelah. Seluruh warga Muslim di negara ini seharusnya juga ikut lelah," kata Omar dalam pidato selama 20 menitnya itu.

"CAIR dibentuk setelah peristiwa 9/11 karena mereka menyadari  bahwa beberapa orang melakukan sesuatu dan sejak itu kami mulai kehilangan akses terhadap kebebasan sipil kita."

Dikutip AFP, sejumlah politikus terkemuka Demokrat seperti Beto O'Rourke, Kamala Harris, dan Alexandria Ocasio-Cortez, membela rekan separtainya itu.

Mereka menuduh kicauan Trump itu dan kritikan sejumlah politikus Partai Republik lain sudah kelewat batas dan membahayakan keamanan Omar.

Gedung Putih membela sang presiden dengan menganggap kicauan Trump itu tidak bermaksud buruk apalagi untuk menghasut kekerasan terhadap Omar.

"Presiden tidak pernah berniat buruk dan tentu saja (tidak berniat) mendorong kekerasan terhadap siapa pun," kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, kepada ABC News.

"Presiden sudah seharusnya merespons pernyataannya karena tidak hanya sekali, selama ini anggota Kongres itu telah (sering) melontarkan komentar anti-Semit selama ini." 



Credit  cnnindonesia.com