Rabu, 10 April 2019

Sandera Malaysia yang Selamat Meninggal di Rumah Sakit Filipina


Sandera Malaysia yang Selamat Meninggal di Rumah Sakit Filipina
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

MANILA - Warga Malayasi yang menjadi korban penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf, Jari bin Abdullah, meninggal pada Selasa di Filipina Selatan. Hal itu dikatakan oleh pihak militer Filipina.

Dalam sebuah pernyataan, militer Filipina mengatakan, Abdullah dikelilingi oleh beberapa anggota keluarganya dan staf Kedutaan Besar Malaysia ketika ia meninggal pada pukul 01:17 Selasa dini hari di rumah sakit setempat di Kota Zamboanga.

Abdullah ditembak di belakang ketika mencoba melarikan diri ketika Marinir Filipina berusaha menyelamatkannya.

Militer mengatakan gerilyawan Abu Sayyaf menculik Abdullah dan dua sandera lainnya asal Indonesia dari Sabah, Malaysia pada 6 Desember tahun lalu dan membawa mereka ke hutan terpencil di provinsi Sulu di Filipina selatan.

"Kami menyampaikan simpati tulus kami kepada keluarga Abdullah," kata Letnan Jenderal Arnel Dela Vega, kepala Komando Mindanao Barat Filipina seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (10/4/2019).

Ia menambahkan pasukan Filipina sedang melakukan semua upaya untuk mengalahkan Abu Sayyaf dan memberikan keadilan bagi para korban teror.

Sementara itu, militer Filipina mengatakan korban penculikan asal Indonesia yang diselamatkan Heri Ardiansyah, yang diselamatkan dari perairan oleh marinir di atas kapal perang, secara resmi diserahkan ke Kedutaan Indonesia di Manila pada hari Selasa.

Jenazah lain korban penculikan asal Indonesia, Hariadin, yang tenggelam ketika mencoba melarikan diri dari penculiknya, juga dibawa ke Manila Senin malam, kata militer.

Ardiansyah dan Hariadin juga diselamatkan pada tanggal 5 April oleh pasukan Filipina saat mengejar militan Abu Sayyaf di tempat perlindungan di lepas pantai Pulau Simusa.

Marinir Filipina menewaskan tiga gerilyawan Abu Sayyaf selama operasi penyelamatan dua hari di pulau itu.

Dengan menyelamatkan ketiga orang itu, militer mengatakan gerilyawan Abu Sayyaf dibiarkan dengan hanya tiga sandera - pengamat burung Belanda Elwold Horn, yang diculik pada 2012, dan dua orang asal Filipina.

Abu Sayyaf mendapat perhatian di Filipina selatan pada awal 1990-an, dengan tuntutan negara Islam. Kelompok ini mencuri perhatian di seluruh dunia dengan serangkaian penculikan dan pemenggalan.

Pihak berwenang Filipina menyebut kelompok Abu Sayyaf sebagai tidak lebih dari sekumpulan bandit.

Pemerintah Filipina telah membentuk seluruh divisi militer untuk memburu para gerilyawan yang dituduh melakukan serangkaian penculikan dan pemboman di wilayah selatan, termasuk pemboman kembar pada 27 Januari tahun ini di sebuah gereja di kota Jolo, provinsi Sulu yang menewaskan 23 dan melukai lebih dari 100 orang. 



Credit  sindonews.com