Seri Boeing 737 Max (Reuters)
Jakarta, CB -- Grup maskapai American Airlines yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya memperpanjang larangan terbang Boeing 737 MAX hingga
19 Agustus, Minggu (14/4). Keputusan ini mengakibatkan pembatalan 115
penerbangan dalam sehari atau sekitar 1,5 persen dari jadwal penerbangan
harian di musim panas. Padahal musim panas biasanya menjadi jadwal
terbang terpadat dalam setahun.
Pembatalan ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan tim mereka terhadap layanan maskapai itu. Mereka ingin memberi waktu agar keandalan pesawat besutan Boeing tersebut telah teruji agar insiden yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air terulang.
Meski demikian, mereka yakin 737 MAX akan disertifikasi ulang sebelum 19 Agustus, seperti diungkap dalam sebuah surat kepada karyawan dan pelanggan yang ditulis oleh Kepala Eksekutif perusahaan, Doug Parker dan Presiden Robert Isom.
Pembatalan ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan tim mereka terhadap layanan maskapai itu. Mereka ingin memberi waktu agar keandalan pesawat besutan Boeing tersebut telah teruji agar insiden yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air terulang.
Meski demikian, mereka yakin 737 MAX akan disertifikasi ulang sebelum 19 Agustus, seperti diungkap dalam sebuah surat kepada karyawan dan pelanggan yang ditulis oleh Kepala Eksekutif perusahaan, Doug Parker dan Presiden Robert Isom.
Pesawat
Boeing 737 MAX mendapat larangan terbang di seluruh dunia Maret lalu
setelah terjadi kecelakaan fatal yang menimpa Ethiopian Airlines dan
menewaskan semua 157 penumpang. Kecelakaan ini terjadi lima bulan
setelah kecelakaan serupa di Lion Air yang menewaskan semua 189
penumpang dan awak.
American Airlines saat ini memiliki 24 jet MAX dan sedang menunggu pengiriman 16 jet lainnya tahun ini. Sebelumnya, Maskapai Garuda Indonesia telah membatalkan pesanan 50 pesawat MAX kepada Boeing.
Saat ini, Boeing yang berbasis di Chicago, AS, telah memperbarui perangkat lunak untuk sistem anti-jatuh mereka yang diduga menjadi salah satu penyebab jatuhnya pesawat. Pembaruan itu dilakukan di bawah pengawasan ketat setelah terjadinya dua kecelakaan itu. Namun, mereka masih harus mensertifikasi ulang pesawat yang sudah diperbarui perangkat lunaknya.
American Airlines saat ini memiliki 24 jet MAX dan sedang menunggu pengiriman 16 jet lainnya tahun ini. Sebelumnya, Maskapai Garuda Indonesia telah membatalkan pesanan 50 pesawat MAX kepada Boeing.
Saat ini, Boeing yang berbasis di Chicago, AS, telah memperbarui perangkat lunak untuk sistem anti-jatuh mereka yang diduga menjadi salah satu penyebab jatuhnya pesawat. Pembaruan itu dilakukan di bawah pengawasan ketat setelah terjadinya dua kecelakaan itu. Namun, mereka masih harus mensertifikasi ulang pesawat yang sudah diperbarui perangkat lunaknya.
Parker
dan Isom mengatakan mereka "percaya diri" dalam pembaruan peranti lunak
yang akan datang Boeing dan proposal pelatihan baru, dan tetap
berhubungan terus menerus dengan otoritas regulasi selama proses
sertifikasi ulang MAX.
Setelah pesawat selesai disertifikasi ulang, para eksekutif American Airlines berharap bisa segera menggunakan lagi pesawat MAX sebagai pesawat cadangan untuk menambah operasional yang tinggi selama musim panas.
Setelah pesawat selesai disertifikasi ulang, para eksekutif American Airlines berharap bisa segera menggunakan lagi pesawat MAX sebagai pesawat cadangan untuk menambah operasional yang tinggi selama musim panas.
Credit cnnindonesia.com