Eropa menghormati perjanjian internasional yang telah disepakati.
CB, BRUSSELS -- Sejumlah diplomat Eropa menyatakan, negara di kawasan akan
melanjutkan kesepakatan nuklir multinasional dengan Iran. Hal itu
bertolak belakang dari langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald
Trump yang menandatangani perintah eksekutif terhadap Tehran beberapa
waktu lalu.
Seperti dilansir di
Aljazirah pada Senin (6/8), dalam
pernyataan bersama, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica
Mogherini dan Menteri Luar Negeri Prancis, Jerman, dan Inggris
menyatakan akan mempertahankan hubungan dengan Iran. Mereka juga
memastikan ekspor minyak dan gas negara tersebut terus berlanjut.
“Kami
sangat menyesalkan pengenaan sanksi oleh AS, karena penarikan terakhir
dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA),” kata Mogherini.
Ia
menjelaskan Eropa berangapan mempertahankan kesepakatan nuklir dengan
Iran adalah bagian dari upaya menghormati perjanjian dan masalah
keamanan internasional. Dalam pernyataan pada Senin (6/8), Gedung Putih
mengatakan sanksi pertama terhadap Iran akan diberlakukan pada 7
Agustus. Kemudian, sanksi kedua berlaku pada 5 November 2018.
“Presiden
Trump akan terus bertahan terhadap agresi rezim Iran. Amerika Serikat
akan sepenuhnya menegakkan sanksi,” tulis pernyataan Gedung Putih.
Selain
itu, Gedung Putih juga memperingatkan terhadap negara yang tidak
sependapat dengan sanksi AS, berisiko mendapat konsekuensi berat.
Presiden
Iran Hassan Rouhani diperkirakan segara menyampaikan pidato pada Senin
malam menanggapi keputusan Trump. Di bawah kesepakatan terobosan 2015 di
Wina, Pemerintah Iran sepakat mengurangi persediaan uranium dan program
pengayaannya jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk membangun
senjata nuklir. Iran juga setuju selalu menginformasikan pada PBB terait
perkembangan membangun fasilitas nuklir baru.
Sebagai
gantinya, PBB mencabut sanksinya pada Januari 2016 lalu. PBB juga
mengizinkan Tehran melanjutkan perdagangan minyak dan gas di pasar
internasional. Sebanyak 100 miliar dolar AS dalam aset Iran yang
dibekukan juga telah "bebas."