Pengamatan terbaru NASA menyebutkan
kemungkinan soal keberadaan air di Mars yang kemungkinan besar salah
(dok. NASA/Handout via Reuters)
Sebab, bukti baru ini menunjukkan bahwa hal yang sebelumnya dikira sebagai aliran air di Mars, kemungkinan terbentuk karena hal lain.
Namun riset ini tak menampik kemungkinan bahwa pernah ada air dan embun di Mars. Namun mereka menduga proses yang berlangsung tak seperti yang selama ini dikira.
Sebelumnya peneliti NASA sempat membuat hipotesis bahwa ada air di kawah Gale dahulu kala. Bukti yang mereka pakai adalah bentuk permukaan berpasir di kawah yang nampak sebagai hasil sedimen air mengalir.
Sebuah riset terbaru yang dirilis di jurnal Nature Geoscience mempertanyakan ulang hipotesis tersebut. Mereka bahkan menduga bentuk permukaan Mars itu tak ada hubungan sama sekali dengan air.
"Analisis topografis menunjukkan bahwa kemiringan terminal lereng yang berulang cocok dengan sudut berhentinya arus benda bergranula tak kohesif yang aktif di bukit-bukit pasir Mars," kata para peneliti dalam jurnal Nature Geoscience.
Dalam kalimat lebih sederhana, permukaan yang dulunya dianggap aliran air sebagai bukti pernah ada air di Mars, kemungkinan besar adalah aliran dari butiran pasir di Mars.
Mars memang adalah planet yang tergolong sangat kering, penuh debu, dan penuh pasir. Pada kondisi paling kering, gerak aliran pasir memang bisa menyerupai gerakan cairan.
Foto resolusi tinggi dari Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA menunjukkan Lereng bagian dalam kawah cukup curam untuk membuat pasir kering menyerupai arus mirip air.
Dugaan ada air di Mars muncul pertama kali ketika wahana antariksa NASA yakni Curiosity menjelajahi gunung yang diberi nama Sharp.
Ditemukannya berbagai jenis dan lapisan sedimen di sana mendorong para peneliti NASA menyimpulkan pernah ada air mengalir di Planet Merah itu, demikian disebutkan BGR.
Credit cnnindonesia.com