Rabu, 08 November 2017

Didakwa Korupsi, Pangeran Arab Saudi Kehilangan Rp 13 Triliun



Didakwa Korupsi, Pangeran Arab Saudi Kehilangan Rp 13 Triliun

Pangeran Alwaleed bin Talal, milioner kaya yang ditangkap Komisi Anti Korupsi Arab Saudi, memiliki dua pesawat pribadi, yaitu Boeing 747-400 dan Airbus A380. Pesawat 747-400 miliknya dirancang ulang dengan sebuah kursi tahta megah dan mewah terletak di tengah ruang tamu. news.gr






CB, Jakarta - Pangeran Arab Saudi, Alwaleed bin Talal, masih sangat kaya. Namun sejak tudingan korupsi dialamatkan kepadanya, Sabtu, 4 November 2017, dia telah kehilangan setidaknya US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 13,5 triliun dalam waktu 48 jam.
Menurut hitungan, kekayaan bersih Alwaleed turun menjadi US$ 17,8 miliar atau sekitar Rp 240 tiliun setelah nilai saham perusahaan investasi Saudi yang didirikan merosot hingga Rp 13,5 triliun.

Pangeran Alwaleed bin Talal akhirnya menjual pesawat ini dengan harga yang tidak diungkapkandan menggunakan uang tersebut untuk berinvestasi di bisnis di Arab Saudi dan Timur Tengah. ausbt.com.au
Pada sesi perdagangan saham yang ditutup Senin, 6 November 2017, nilai sahamnya terjun bebas. Ini merupakan penurunan saham terendah Kingdom Holding Co. sejak Desember 2011.
Alwaleed salah satu di antara pangeran, menteri dan bekas pejabat Arab Saudi yang ditangkap pada Sabtu, 4 November 2017, oleh Komite Antikorupsi karena tudingan pencurian uang negara.

Airbus A380 ini dipesan Pangeran asal Arab Saudi, Alwaleed bin Talal al-Saud, untuk dijadikan pesawat pribadinya seharga 300 juta pound sterling. Di dalamnya tersedia ruang spa, arena pertunjukan musik, dan garasi khusus mobil Rolls Royce milik Sang Pangeran. planespotters.net
Komite ini dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dari sejumlah orang yang ditahan oleh lembaga ini, tiga di antaranya orang paling kaya di Arab Saudi.

Credit  TEMPO.CO


Arab Saudi Bekukan Rekening Tersangka Korupsi, Alwaleed bin Talal 


CB, Jakarta - Otoritas Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka akan membekukan rekening bank para tersangka korupsi yang kini ditahan Kerajaan.
"Kami tidak akan memberikan keistimewaan dalam menangani kasus ini," ujar pejabat Saudi yang tak bersedia disebutkan namanya.
Menurut informasi dari Kementerian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi, jumlah uang yang dikorup akan diganti oleh Badan Keuangan Saudi.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman memimpin lembaga anti korupsi yang baru dibentuk. Kampanye antikorupsi inimerupakan bagian dari upaya konsolidasi Mohammed bin Salman, yang merupakan penasihat utama Raja Salman. AFP/FAYEZ NURELDINE
Hingga saat ini belum ada informasi mengenai jumlah uang yang diduga ditilap oleh para tersangka, salah satunya adalah Pangeran Alwaleed bin Talal.
Pangeran Alwaleed, pemilik kekayaan senilai Rp 243 triliun, pernah mengecam Donald Trump sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat karena melarang umat Islam dari tujuh negara muslim masuk ke Amerika.
Dalam kampanye pemilihan presiden 2015, Trump pernah mengumbar janji di depan pendukungnya bahwa dia akan melarang pendatang dari tujuh negara Islam.
"Sebaiknya Anda menarik diri dari Republik sebagai calon presiden," ucap Alwaleed seperti dikutip ABS-CBN, Desember 2015. Dia menambahkan, "Anda tidak akan pernah memenangkan pemilihan presiden."

Pangeran Alwaleed bin Talal. REUTERS/Luke MacGregor
Komite Antikorupsi Arab Saudi, lembaga yang dibentuk pada Sabtu 4 November 2017 dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menahan sejumlah pangeran dan menteri dengan sangkaan korupsi.

Kementerian Informasi menjelaskan, seluruh rekening dan dana yang dimiliki oleh para tersangka segera dibekukan. "Termasuk aset atau properti yang diduga hasil dari korupsi akan disita untuk negara."
Berikut aset mereka yang bakal dibekukan:
Pengeran Alwaleed bin Talal, pemilik Kingdom Holding Group
Pangeran Mitaab bin Abdullah, Komandan Pengawal Nasional
Pangeran Turki bin Abdullah, Bekas Gubernur Riyadh
Pangeran Turki bin Nasser, Bekas Kepala Meteorologi dan Lingkungan
Waleed al-Ibrahim, Ketua MBC Media Group
Khaled al-Tuwaijri, Bekas Presiden Pengadilan Kerajaan
Adel Faqih, Menteri Ekonomi dan Perencanaan
Amr al-Dabbagh, Bekas Presiden Otoritas Investasi
Saleh Abdullah Kamel, Ketua Dallah al Baraka Group
Saud al-Tobaishi, Pimpinan Protokol Kerajaan
Ibrahim al-Assaf, Pimpinan Saudi Aramco
Bakr Binladin, Pemilik Perusahaan Konstruksi Saudi Binladin Group
Saud al-Dawish, Bekas CEO Perusahan Telekomunikasi Saudi
Khaled al-Mulhem, Bekas Direktur Jenderal Saudi Arabian Airlines



Credit  TEMPO.CO

Arab Saudi, Kekayaan Pangeran Alwaleed Rp 240 Triliun
Arab Saudi, Kekayaan Pangeran Alwaleed Rp 240 Triliun
Pangeran Alwaleed bin Talal saat diwawancarai di Hotel Beijing, Cina, 5 April 2007. Pria 62 tahun ini memliki saham di banyak perusahaan kelas dunia seperti News Corp, Time Warner, Citigroup, Twitter, Apple, Motorola, dan banyak perusahaan ternama lainnya. REUTERS/Claro Cortes IV


CB, Jakarta - Kekayaan salah seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang disangka korupsi, Pangeran Alwaleed bin Talal, sebesar US$ 18 miliar atau setara dengan Rp 243 triliun.
Pria yang memiliki sejumlah perusahaan di bawah bendera King Holding tersebut kekayaannya sekitar 10 persen dari APBN 2017 Indonesia yang mencapai Rp 2.080 triliun.

Menurut catatan Forbes, Alwaleed bin Talal, salah satu dari 11 pangeran di Arab Saudi dan puluhan pejabat tinggi lainya yang ditangkap, mengembangkan usahanya di sejumlah negara Barat.
Interior mewah di dalam pesawat milik pangeran Alwaleed bin Talal al-Saud, pesawat tersebut mampu terbang hingga jarak 15.000 km. Pangeran Alwaleed bin Talal al-Saud, menempatkan sebuah kursi mewah di tengah pesawat tersebut. Pesawat pribadi tersebut pantas dinobatkan sebagai salah satu pesawat termewah di dunia. Dailymail.co.uk
"Dia ditangkap oleh Komite Antikorupsi yang diketuai Putra Mahkota Mohammed bin Salman lantaran diduga korupsi," tulis The Independent.
Pangeran Alwaleed adalah keponakan Raja Salman dan pemilik kerajaan bisnis di bawah bendera Kingdom Holding Company yang menanamkan sahamnya Citigroup dan Twitter.
Selain Pangeran Alwaleed, Komite Antikorupsi Arab Saudi juga menahan Pangeran Miteb bin Abdullah yang menjabat sebagai Komandan Pengawal Nasional. Dia digantikan oleh Pangeran Khaled bin Ayyaf.
"Penunjukan ini sekaligus untuk konsolidasi Pangeran Mohammed mengontrol lembaga keamanan yang sebelumnya dikepalai oleh sejumlah keluarga kerajaan," The Week melaporkan.
Menurut laporan Reuters, penangkapan tersebut merupakan tindakan pre-emptive yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammed untuk menyingkirkan tokoh-tokoh kuat saat dia mengontrol negara pengekspor minyak terkemuka di dunia
.
Menurut rumor, yacht mewah ini dipesan oleh salah satu anggota kerajaan Arab Saudi, Alwaleed Bin Tala Alsaud.Superyachtphoto.com
Seorang pengamat ekonomi dari salah satu negara Teluk yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, tidak ada seorang pun di Arab Saudi yang percaya bahwa korupsi adalah akar dari penangkapan keluarga kerajaan tersebut.
"Akar masalah sesungguhnya adalah konsolidasi kekuatan dan rasa frustasi atas reformasi yang tidak berjalan," katanya.
Baca: Skandal Korupsi Arab Saudi : Pangeran dan Menteri yang Ditahan...
Kristian Coates Ulrichsen, seorang ahli Arab Saudi dari Universitas Rice, mengatakan kepada Associated Press, penahanan ini dirancang untuk memuluskan jalan Putra Mahkota Mohammed menduduki posisi puncak di kerajaan.





Credit  tempo.co