Selasa, 02 Desember 2014

Arkeolog UI: Situs Gunung Padang Beri Bukti Indonesia Sebagai Bangsa yang Mapan




Depok (CB) - Arkeolog Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Ali Akbar mengatakan, ada beberapa penemuan penting yang menegaskan bahwa Situs Gunung Padang telah berusia 5200 SM (sebelum masehi). Situs ini harus dipugar.

"Dari hasil penelitian saya, ada struktur bangunan usianya sudah 5200 SM," ujar Ali Akbar saat pemaparan Seminar Sehari Arkeologi Situs Gunung Padang: Metodologi dan Etika Riset Serta Keragaman Perspektif di Gedung FIB UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/12/2014).

Akbar mengatakan, situs Gunung Padang adalah situs yang pernah ditinggali oleh masyarakat. Kemudian ada satu periode situs tersebut ditinnggalkan. Bentuk bangunan itu disebutnya punde berunda-undak, sehingga disinyalir sebagai tempat penyembahan.

Akbar mengatakan, situs Gunung Padang telat dicatat pada zaman penjajahan Belanda oleh NJ Krom sejak 1914. Dan sejak 1976, penelitian situs Gunung Padang sudah dilakukan.

"Dan ini sangat menarik minat internasional," katanya.

Riset yang dilakukan Akbar yaitud dengan melakukan pengumpulan data dari sebelum ekskaasi, ekskavasi dan pasca ekskavasi.

"Metodenya, ketika arkeolog melakukan ekskavasi, dia melakukan pertimbangan, lalu melakukan pengelupasan atau penggalian. Sebelumnya dia harus mencari data yang banyak. Jadi pengumpulan data pra ekskavasi dan ekskavasi. Penafsiran data menggunakan konsep dan teori geologi, arsitektur, geografi, teknik sipil, fitologi, astronomi dan lainnya. Dan ditemukan adannya bangunan di luar teras dan struktur yang mengelilingi bukit. Dan ditemukan struktur bangunan berusia sektar 5200 SM," jelas Akbar.

Dengan beberapa hasil riset dan pengamatan yang dilakukannya, dia berharap situs tersebut bisa dipugar. Jika itu dilakukan, maka masyarakat dunia akan menaruh hormat kepada Indonesia karena memiliki peradaban yang paling tua.

"Kalau itu jadi kita pugar, orang akan menaruh hormat. Itu identitas bahwa jauh sebelum Masehi, kita adalah bangsa yang sudah mapan, sudah bisa membedakan dan melakukan mineralisasi, mengolah logam. Di dunia justru lebih muda, ternyata kita menemukan logam yang tua di kita," kata Akbar.

"Indonesia punya banyak manusia purba. Itu kan mereka sudah melaksanakan sesuatu. Kemudian kita jadinya sepertinya tidak punya peninggalan perbukalaan. Padahal kita punya kepurbakalaan yang tua," tambah Akbar

Credit DetikNews