Senin, 20 November 2017

China dan Rusia Akan Latihan Militer Anti-rudal Gabungan


China dan Rusia Akan Latihan Militer Anti-rudal Gabungan
Ilustrasi rudal Korut. (KCNA/via Reuters)



Jakarta, CB -- China dan Rusia akan menggelar latihan militer anti-rudal bersama pada bulan depan, di tengah kekhawatiran kedua negara atas pengerahan sistem pertahanan misil Amerika Serikat di Korea Selatan untuk mengantisipasi ancaman Korea Utara.

Kementerian Pertahanan China pada Jumat (17/11) menyatakan bahwa latihan gabungan itu akan dilakukan tanggal 11-16 Desember mendatang di Beijing.

Dalam pernyataan tersebut, Kemenhan China menyatakan bahwa tujuan dari latihan ini adalah melatih kemampuan bersama untuk menghadapi rudal dan mengatasi "serangan mendadak dan provokatif di kedua negara dengan rudal balistik atau rudal kapal."


Namun, Kemenhan China menegaskan bahwa latihan ini tidak menyasar satu negara tertentu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.


Sebagaimana dilansir Reuters, hubungan militer China dan Rusia sangat dekat. Kedua negara juga memiliki pandangan yang sama atas pengerahan sistem rudal AS, yaitu Terminal High Altitude Area Defence (THAAD), di Korsel.

Para pejabat dari kedua negara berulang kali mendesak AS dan Korsel untuk membatalkan pengerahan tersebut karena hanya akan menyulut emosi Korut yang akhirnya dapat membahayakan kawasan.


Selain itu, China juga khawatir sistem radar THAAD dapat menjangkau negaranya sehingga dapat membahayakan keamanan Beijing.

Rusia dan China pun selalu menekankan bahwa solusi dari isu nuklir Korut ini adalah negosiasi secara damai.

Kisruh rudal dan nuklir Pyongyang ini terus membayangi kawasan sejak awal tahun, ketika pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, menyatakan bakal terus mengembangkan program senjatanya hingga dapat menjangkau wilayah AS.



Setelah sejumlah uji coba misil, Korut mendeklarasikan rencana serangan rudal ke Guam, wilayah AS di Pasifik, lengkap dengan pemetaan jalur yang melewati langit Jepang.

Kekhawatiran kian tinggi setelah Korut meluncurkan rudal jarak menengahnya melintasi Jepang sebelum jatuh di Samudera Pasifik.

AS tak tinggal diam. Presiden Donald Trump bahkan mengatakan di hadapan sidang Majelis Umum PBB bahwa ia akan "benar-benar menghancurkan Korut" jika Pyongyang terus mengancam.





Credit  cnnindonesia.com