Kamis, 09 November 2017

Bertemu Xi Jinping, Duterte akan Pertahankan Klaim di LCS


Bertemu Xi Jinping, Duterte akan Pertahankan Klaim di LCS
Presiden Rodrigo Duterte memastikan bakal mempertahankan klaim Filipina dalam sengketa wilayah di LCS saat bertemu dengan Presiden Xi Jinping di sela APEC. (Reuters/Erik De Castro)



Jakarta, CB -- Setelah mendekatkan diri ke China, kini Presiden Rodrigo Duterte memastikan bakal mempertahankan klaim Filipina dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan saat bertemu dengan Presiden Xi Jinping di sela APEC di Vietnam akhir pekan ini.

"Kalian harus percaya kepada saya bahwa saya akan ke sana. Saya akan menegaskan sesuatu, bahwa kami tidak akan mempertaruhkan apa yang seharusnya menjadi milik kami," ujar Duterte, Rabu (8/11).

Pernyataan ini dianggap sebagai penegasan dari Duterte yang selama ini terkesan melunak di hadapan China terkait sengketa wilayah ini.


Pendekatan Duterte ke China memang sempat membuat publik bertanya-tanya. Setelah Pengadilan Arbitrase Tetap (PCA) memutuskan bahwa klaim China atas 90 persen wilayah China tidak sah, Filipina sebagai pihak penuntut malah mau diajak berunding.


Namun, Duterte mengatakan bahwa itu memang merupakan strateginya dalam mengatasi sengketa ini. Dia pun akan berkata jujur ketika bertemu dengan Xi Jinping di Vietnam.

"Saya tahu kemauan Xi, arahnya, dan ini adalah permainan geopolitik yang dapat mengubah tatanan Asia Tenggara jika ada kesalahan," ucap Duterte, sebagaimana dikutip Inquirer.


Namun hingga kini, Duterte mengaku masih memegang omongan Xi yang sebelumnya berjanji tidak akan membangun struktur di daerah sengketa antara China dan Filipina di LCS.

"Saya pernah mengatakan kepada Xi Jinping, 'Jangan.' Kami tidak akan melepaskan klaim kami di pulau di dekat tempat yang sekarang sudah diokupasi. Dia bilang, 'Tidak akan.' Dengan kepastian ini, kami memegang omongannya tidak akan membangun sesuatu di Dangkalan Scarborough," kata Duterte.

Namun, Duterte tidak akan membahas masalah keputusan PCA karena menyangkut banyak pihak lain. Putusan itu mementahkan klaim China atas 90 persen wilayah Laut China Selatan yang memang tumpang tindih dengan daerah kekuasaan Malaysia, Brunei, dan Vietnam.


Duterte mengatakan, nantinya masing-masing negara pasti akan memiliki cara sendiri untuk menekan China. Filipina enggan ikut campur demi menghindari perang.

"Saya harap kalian mengerti itu karena saya tidak bisa membiarkan perang pecah. Jika terjadi, semuanya akan berakhir dengan pembunuhan massal," katanya.





Credit  cnnindonesia.com