lustrasi (Thinsktock/Elena Duvernay)
Untuk tujuan tersebut, NASA pun secara khusus membuat kantor untuk divisi baru yang mengurusi koordinasi pertahanan planet yang diberi nama 'Planetary Defense Coordination Office' atau PDCO yang diumumkan pada Kamis (7/1) lalu.
|
"Deteksi asteroid, melacak dan melindung planet kita adalah suatu hal yang menjadi fokus perhatian NASA dan serta komunitas global," kata John Grunsfeld, administrator asosiasi Science Mission Directorate NASA.
Bila nanti ada ancaman 'hantaman' yang berhasil dideteksi, maka PDCO juga akan berkoordinasi dengan NASA serta Federal Emergency Management Agency (FEMA) serta agen-agen federal Amerika Serikat lainnya.
Inisiatif NASA membangun lembaga untuk mendeteksi gerak-gerik benda langit ini didorong dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, di mana manusia perlu 'waspada' akan ancaman bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh benda-benda langit yang masuk ke Bumi.
“Ketika tidak ada yang bisa tahu kapan ancamanan tabrakan itu bisa saja terjadi, pendekatan terhadap 'bola-api' Chelyabinsk 2013 dan asteroid 'Halloween' baru-baru ini mengingatkan kita bahwa kita perlu tetap waspada dan mengarahkan mata kita ke langit,” tambahnya.
Antariksa memang dipenuhi berbagai beda-benda langit yang melayang-layang dan mungkin saja tertarik oleh gravitasi bumi atau memang secara tidak sengaja melintasi orbit Bumi.
Objek-objek ini berhasil dideteksi menggunakan teleskop dari bumi serta teleskop antariksa, seperti teleskop inframerah Neowise yang mengirimkan data ke Minor Planet Center serta Jet Propulsion Lab NASA di California.
NASA mencatat setidaknya ada lebih dari 13.500 objek dekat Bumi atau 'Near-Eart Objects (NEOs) yang berhasil disurvei NASA sejak tahun 1998. Bahkan menurut data NASA, tiap tahunnya ada sekitar 1.500 NEOs yang berhasil dideteksi NASA.
“NEOs menghantam bumi tiap harinya. Asteroid dan fragmen komet, kebanyakan dengan ukuran sebesar butiran pasir membombardir bumi dengan rata-rata lebih dari 100 tons per hari.” ungkap Kelly Fast, manajer program Near Earth Object NASA.
Meskipun kebanyakan objek-objek kecil akan hancur ketika bergesekan dengan atmosfer bumi, namun Fast menambahkan bahwa terdapat pula objek-objek yang lebih besar dengan ukuran sekitar 30 hingga 50 meter yang bisa saja tetap untuk setelah memasuki atmosfer bumi dan bahkan menimbulkan bahaya di sekitar tempat jatuhnya.
Sejauh ini, NASA mengklaim bahwa ahli astronomi setidaknya telah berhasil mendeteksi 90 persen dari objek-objek raksasa yang memiliki ukuran lebih dari 914 meter. Untuk ke depannya, kantor PDCO akan fokus untuk mendeteksi objek berukuran sedang sekitar 137 meter, namun memiki pontensi bahaya bagi Bumi.
Credit CNN Indonesia