Kamis, 10 Desember 2015

PM Turki Tuduh Rusia Lakukan 'Pembersihan Etnis' di Suriah


PM Turki Tuduh Rusia Lakukan 'Pembersihan Etnis' di Suriah 
 PM Turki, Ahmet Davutoglu, menuduh Rusia mencoba melakukan 
 
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu menuduh Rusia mencoba melakukan "pembersihan etnis" di Suriah utara, dengan mengusir warga lokal keturunan Turki dan populasi Muslim Sunni untuk melindungi kepentingan militernya di wilayah tersebut.

Komentar Davutoglu menambah panjang upaya saling tuding antara Rusia dan Turki yang terjadi belakangan ini, sejak pesawat Rusia ditembak jatuh di perbatasan Suriah-Turki akhir bulan lalu.

"Rusia sedang mencoba melakukan pembersihan etnis di Latakia utara untuk memaksa keluar semua warga keturunan Turki dan Muslim Sunni yang tidak memiliki hubungan baik dengan rezim [Presiden Bashar al-Assad]," kata Davutoglu di Istanbul, Rabu (9/12) dikutip dari Reuters.

"Mereka [Rusia] ingin mengusir mereka [warga keturunan Turki dan Muslim Sunni], mereka ingin melakukan pembersihan etnis di daerah ini sehingga rezim [Assad] dan markas Rusia di Latakia dan Tartus terlindungi," ujarnya.

Warga etnis keturunan Turki, atau Turkmen, dilaporkan menjadi target dalam serangan udara Rusia di Suriah. Ankara geram akan informasi ini.

Davutoglu mengatakan serangan udara Rusia di sekitar Azaz, dirancang untuk memotong jalur pasokan ke berbagai kelompok Suriah yang menentang Assad yang merupakan sekutu Moskow, dan pada akhirnya akan mendapatkan keuntungan dari kelompok militan ISIS.

Baik Moskow dan Ankara berulang kali menampik tuduhan yang dilayangkan satu sama lain soal dukungan terhadap ISIS.

Turki, negara anggota NATO dan turut bergabung dalam koalisi serangan udara pimpinan AS ikut menggempur ISIS di Suriah. Turki juga telah lama menyerukan penggulingan Assad.

Sementara Rusia mulai meluncurkan intervensi langsung dalam perang sipil Suriah pada akhir September dengan serangan udara yang menggempur kelompok pemberontak penentang rezim Assad.

Intervensi Rusia berujung kepada konsekuensi yang tidak diinginkan, terutama ketika Turki menembak jatuh jet tempur Rusia, dengan dalih bahwa Rusia memasuki wilayah udara Turki tanpa izin. Rusia membantah tuduhan tersebut.

Davutoglu menyatakan bahwa Turki siap untuk bekerja dengan Rusia untuk mencegah insiden serupa terjadi kembal


Credit  CNN Indonesia