Jumat, 11 Desember 2015

Misteri Pencipta Bitcoin Mulai Terkuak


Misteri Pencipta Bitcoin Mulai Terkuak  
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
 
Jakarta, CB -- Selama ini mata uang Bitcoin diketahui dibuat oleh Satoshi Nakamoto, tapi tak pernah ada yang tahu siapa siapa sosok misterius itu. Namanya memang seperti warga Jepang, namun banyak yang sangsi bahwa ia memang seperti namanya.

Baru-baru ini kepolisian Australia dikabarkan telah menggerebek sebuah rumah yang diduga menjadi kediaman pendiri Bitcoin tersebut.

Rumah tersebut adalah tempat tinggal Craig Steven Wright, dan berdasarkan penelusuran situs Wired, ia diduga kuat adalah otak di balik pembuatan mata uang Bitcoin.


Polisi menggeledah rumah terduga pembuat Bitcoin, Craig Steven Wright, (Reuters/David Gray)

Ia tercatat sebagai Ketua DeMorgan Ltd, sebuah perusahaan asal Australia, yang ia deskripsikan di Linkedin sebagai “perusahaan Australia yang terdaftar dengan penawaran saham perdana kepada publik dan fokus pada mata uang alternatif.”

Wright dan keluarganya diketahui menyewa sebuah rumah sederhana di Sydney. Menurut laporan, Wright memiliki sistem komputer di rumahnya yang masing-masing terhubung tiga sistem daya tambahan. Ini untuk mencegah sistem mati walau hanya sesaat.

Pemilik rumah, Garry Hayres menambahkan bahwa Wright dan keluarganya telah tinggal selama setahun di sana dan dijadwalkan akan pindah ke Inggris pada 22 Desember mendatang. Ketika kepolisian datang, sayangnya rumah tersebut dalam keadaan tak berpenghuni dan sosok yang diduga sebagai 'Nakamoto' tak ditemukan.


Polisi menggeledah rumah terduga pembuat Bitcoin, Craig Steven Wright, (Reuters/David Gray)

Popularitas dan kontroversi Bitcoin yang terus meningkat menyebabkan orang-orang begitu penasaran untuk mengungkap siapakah pencetus ide cerdas tentang sistem mata uang virtual ini.

Nakamoto dikabarkan mempunyai sekitar 1 juta Bitcoin yang kira-kira nilainya nilainya setara dengan Rp 5,5 triliun bila dibandingkan dengan kurs saat ini menurut Sergio Demian Lerner, ahli Bitcoin.

Selain itu, Bitcoin juga bagaikan 'tambang emas' virtual, di mana penggunanya bisa meningkatkan nilai Bitcoin dengan menggunakan rumus algoritma rumit. Bahkan, inilah yang kemudian menjadikan Bitcoin sarana 'pencucian uang' dan transaksi gelap narkoba atau kelompok teroris, sebagaimana belum lama ini ditemukan salah satu akun keuangan ISIS pada Bitcoin yang memiliki Rp 41,1 miliar.

Berbagai penelusuran pun dilakukan oleh pihak media internasional untuk mengungkap teka-teki di balik identitas Satoshi Nakamoto. Pada awal Maret 2014 Newsweek melaporkan bahwa seorang Satoshi Nakamoto ini telah berhasil ditemu di California, Amerika Serikat.

Lelaki paruh baya ini memiliki nama lengkap Dorian Prentice Satoshi Nakamoto. Ia merupakan keturunan Jepang dan ahli dalam bidang matematika. Namun, Nakamoto membantah dengan tegas bahwa dirinya adalah pencipta Bitcoin. Ia pun sempat menyewa pengacara dan menulis pernyataan pada tanggal 17 Maret 2014 bahwa dirinya bukanlah pencipta Bitcoin dan meminta media menghargai privasinya.


Polisi menggeledah rumah terduga pembuat Bitcoin, Craig Steven Wright, (Reuters/David Gray)

Setelah kejadian tersebut, pandangan dunia yang mengaitkan Dorian Prentice Satoshi Nakamoto sebagai pencipta Bitcoin pun memudar. Dunia pun masih bertanya-tanya siapakah sosok di balik nama Satoshi Nakamoto ini. Ada yang beranggapan bahwa Satoshi Nakamoto adalah sosok misterius yang begitu jenius dan menyembunyikan identitasnya, atau bahkan sekelompok orang yang begitu ahli dalam pemrograman komputer.

Meskipun sejauh ini pihak kepolisian federal Australia belum mengkonfirmasi keberadaan Wright sebagai pendiri Bitcoin, namun pihak media internasional yang ikut melakukan penggeberekan memiliki indikasi kuat terhadap posisi Wright sebagai pencipta Bitcoin.

Pengungkapan identitas Satoshi Nakamoto ini akan menjadi hal yang penting ke depannya, bukan hanya untuk mengungkap teka-teki lama, namun juga akan menjadi suatu titik terang untuk bisa mengetahui lebih jauh sistem mata uang virtual cerdas yang paling banyak dipakai warga dunia saat ini.


Credit  CNN Indonesia