Jumat, 18 Desember 2015

Mengintip Intensitas Perang Suriah di Pangkalan Udara Rusia


Mengintip Intensitas Perang Suriah di Pangkalan Udara Rusia  
CNN menyambangi pangkalan udara Hmeymim dan memantau langsung intensitas serangan udara yang diluncurkan Rusia di Suriah. (CNN/Alla Eschenko)
 
Jakarta, CB -- Sejak mulai meluncurkan intervensi milite di Suriah akhir September lalu, puluhan jet tempur Rusia setiap hari bergantian lepas landas dari pangkalan udara Hmeymim di Latakia, wilayah laut Mediterania. Rusia mengklaim serangan udara tersebut diluncurkan untuk memerangi kelompok militan ISIS dan pemberontak lainnya yang menentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

CNN berhasil mendapatkan akses eksklusif untuk menyambangi pangkalan udara Hmeymim dan memantau langsung intensitas serangan udara yang diluncurkan Rusia di Suriah. Setiap satu jam, deru suara mesin beberapa jet tempur Rusia terdengar, bersiap untuk lepas landas menuju langit dengan tujuan menjatuhkan bom di markas-markas para pemberontak.


Dalam pemantauan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia memberikan rincian seluruh kegiatan di pangkalan udara ini selama 24 jam terakhir, guna menunjukkan betapa intensifnya serangan udara Rusia di Suriah yang telah berlangsung selama hampir tiga bulan.

Saat CNN bertandang ke pangkalan udara tersebut, sebanyak 59 misi tempur diluncurkan Rusia, menghantam 212 target, menyebabkan 320 militan ISIS tewas dan lebih dari 100 fasilitas minyak hancur lebur.

Sementara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Moskow pada pekan ini untuk membahas solusi politik demi menghentikan perang sipil Suriah yang telah berlangsung selama empat tahun, di pangkalan udara ini Rusia yakin bahwa puluhan serangan udara per hari akan membawa perubahan yang signifikan dalam perang sipil Suriah.

Para pejabat Kementerian Pertahanan Rusia yang berada di pangkalan menyatakan mereka yakin mereka memenangi perang perebutan wilayah dengan militan.

Menurut pejabat Rusia yang tak mau dipublikasikan namanya, sejak dimulai pada September lalu, serangan udara Rusia secara signifikan berhasil menurunkan kemampuan ISIS dan kelompok teror lainnya, seperti Front al-Nusra, untuk bertempur memperebutkan wilayah dengan tentara pemerintah Suriah.

Kemampuan sejumlah kelompok pemberontak untuk menguasai wilayah Suriah, menurut sumber tersebut, telah berhasil dihentikan akibat gempuran bom dari jet tempur Rusia.

Hingga saat ini, terdapat dua kubu yang meluncurkan serangan udara di langit Suriah, yaitu Rusia dan koalisi serangan udara internasional pimpinan Amerika Serikat, yang diluncurkan pada September 2014.

Menurut pejabat Rusia, keberhasilan serangan udara Rusia di Suriah harus dibandingkan dengan serangan udara pimpinan AS, yang menurutnya, tak mampu mengendalikan kelompok pemberontak di berbagai wilayah Suriah.

Sementara, negara-negara Barat menuduh Rusia memiliki tujuan ganda, yakni lebih menargetkan kelompok pemberontkak moderat yang didukung oleh Barat, Free Syrian Army (FSA), dan memperkuat pasukan darat Assad, yang merupakan sekutu utama Rusia, hingga terdapat penyelesaian konflik di Suriah.

Rusia menilai bahwa berbagai kelompok pemberontak Suriah dapat menjadi ancaman bagi keamanan Rusia.

Hingga saat ini, bagaimana perang Suriah dan perebutan wilayah antara tentara Assad dan kelompok pemberontak serta bantuan serangan udara Rusia serta koalisi AS masih belum jelas.

Namun satu hal yang jelas, jet tempur Rusia akan terus meraung di langit Suriah untuk menjalankan misinya, selama rezim Assad berkuasa.

Credit  CNN Indonesia