Jumat, 18 Desember 2015

Lawan Trump, Sutradara AS Gelar Kampanye 'Kita Semua Muslim'


Lawan Trump, Sutradara AS Gelar Kampanye 'Kita Semua Muslim'  
Sutradara kenamaan Amerika Serikat Michael Moore mencanangkan kampanye mendukung umat Islam sebagai bentuk perlawanan terhadap Donald Trump yang anti Islam. (Getty Images)
 
Jakarta, CB -- Sutradara kenamaan Amerika Serikat mencanangkan kampanye mendukung umat Islam sebagai bentuk perlawanan terhadap Donald Trump yang anti pendatang Muslim.


Michael Moore melalui akun Facebooknya mengajak untuk melakukan kampanye "We Are All Muslim" atau "kami semua Muslim" menyusul pernyataan Trump yang menyarankan melarang umat Muslim masuk ke AS.

Kampanye ini dimulai dengan Moore membawa sebuah poster bertuliskan "We Are All Muslim" di depan gerbang gedung Trump Tower di New York. Dia diusir oleh petugas keamanan setelah berfoto dan berdiri beberapa saat di tempat itu. Laku yang sama juga diharapkan dilakukan oleh pengguna Twitter, Facebook atau Instagram.

Di situs pribadinya, Moore juga membuka petisi dukungan terhadap umat Muslim.

Dalam surat pribadi yang ditujukan untuk Trump di akun Facebooknya, Moore mengatakan semua manusia bersaudara, tidak peduli agama atau ras mereka, dan pernyataan Trump menunjukkan bahwa dia tidak bisa menjadi presiden AS.

Michael Moore melakukan aksi "We Are All Muslim" di depan gedung Trump Tower. (Twitter/MMFlint)
"Dengan keputusasaan dan kegilaan, kau menyerukan melarang semua Muslim masuk negeri ini. Saya dibesarkan dengan keyakinan bahwa kita semua saudara atau saudari, tidak peduli ras, kepercayaan atau warna kulit," kata Moore.

"Artinya, jika kau ingin melarang Muslim, maka kau harus lebih dulu melarang saya. Dan semua orang," lanjut dia.

Pengguna Twitter melakukan aksi "We Are All Muslim" (Twitter/TerriKrikie)
Donald Trump penakut

Pria 61 tahun memulai suratnya dengan mengisahkan pertemuan pertamanya dengan Trump dalam sebuah acara bincang-bincang. Saat itu, pada November 1998, kata Moore, kandidat calon presiden dari Partai Demokrat itu takut berada satu panggung dengan dirinya, karena khawatir diserang.

"Produser acara itu mengatakan bahwa kau [Trump] 'gugup' berada satu panggung dengan saya. Dia mengatakan kau tidak ingin 'dicabik-cabik' dan kau ingin memastikan bahwa saya 'tidak akan mengincarmu'," kata sutradara 'The Official Fahrenheit 9/11 Reader' ini.

Padahal kata dia, itu adalah kali pertama bertemu Trump dan dia tidak terlalu mengenal siapa taipan properti AS itu.

"Dan sekarang di tahun 2015 dan, seperti kebanyakan pria kulit putih yang pemarah, kau takut oleh bogeyman yang akan menangkapmu. Bogeyman itu dalam pikiranmu adalah semua Muslim. Tidak hanya Muslim yang membunuh, tapi semua Muslim," ujar Moore.

Pengguna Twitter mengikuti aksi "We Are All Muslim". (https://twitter.com/SajVarda)


Credit  CNN Indonesia