STUTTGART – Otoritas Jerman menggerebek dan
menutup sebuah masjid di Stuttgart, karena diduga menyebarkan paham
radikalisme dan mengumpulkan dana untuk militan ISIS.
Otoritas Jerman mengatakan bahwa beberapa jamaah Masjiid tersebut telah pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Menteri Dalam Negeri negara bagian Baden-Wurttemberg, Reinhold Gall mengatakan bahwa polisi menggerebek masjid dan pusat kebudayaan yang dinamakan Islamic Educational and Cultural Center Mesdschid Sahabe (MSM) yang berada di barat daya Kota Stuttgart pada Kamis 17 Desember 2015.
Gall juga menyampaikan bahwa beberapa unit komputer, alat penyimpanan data, telefon genggam, dan dokumen ikut disita pada saat proses penutupan masjid tersebut.
“Terdapat indikasi ada perkumpulan orang di sini yang memberikan dukungan kepada militan ISIS. Melalui dukungan ini, dikumpulkan pendanaan yang digunakan untuk merekrut anggota baru di kelompok teroris tertentu (ISIS) di Suriah,” jelas Gall, sebagaimana dilansir dari RT, Jumat (18/12/2015).
“Sebagai tambahan, perkumpulan ini dan para anggotanya memuliakan gerakan jihad dan terorisme yang berlandaskan agama. Kami tidak bisa memberikan toleransi kepada perkumpulan orang yang menyarankan penggunaan kekerasan, hanya untuk mendorong perhatian terhadap agama dan juga pengumpulan donasi untuk sebuah gerakan terorisme,” tambah Gall.
Semenjak terjadinya teror Paris, negara-negara di Eropa kerap melakukan penggerebekan di beberapa lokasi untuk mencegah serangan yang sama terjadi di negara mereka.
Otoritas Jerman mengatakan bahwa beberapa jamaah Masjiid tersebut telah pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Menteri Dalam Negeri negara bagian Baden-Wurttemberg, Reinhold Gall mengatakan bahwa polisi menggerebek masjid dan pusat kebudayaan yang dinamakan Islamic Educational and Cultural Center Mesdschid Sahabe (MSM) yang berada di barat daya Kota Stuttgart pada Kamis 17 Desember 2015.
Gall juga menyampaikan bahwa beberapa unit komputer, alat penyimpanan data, telefon genggam, dan dokumen ikut disita pada saat proses penutupan masjid tersebut.
“Terdapat indikasi ada perkumpulan orang di sini yang memberikan dukungan kepada militan ISIS. Melalui dukungan ini, dikumpulkan pendanaan yang digunakan untuk merekrut anggota baru di kelompok teroris tertentu (ISIS) di Suriah,” jelas Gall, sebagaimana dilansir dari RT, Jumat (18/12/2015).
“Sebagai tambahan, perkumpulan ini dan para anggotanya memuliakan gerakan jihad dan terorisme yang berlandaskan agama. Kami tidak bisa memberikan toleransi kepada perkumpulan orang yang menyarankan penggunaan kekerasan, hanya untuk mendorong perhatian terhadap agama dan juga pengumpulan donasi untuk sebuah gerakan terorisme,” tambah Gall.
Semenjak terjadinya teror Paris, negara-negara di Eropa kerap melakukan penggerebekan di beberapa lokasi untuk mencegah serangan yang sama terjadi di negara mereka.
Credit Okezone