SIRTE – Kelompok militan ISIS dilaporkan
tengah berupaya membangun angkatan udaranya di Kota Sirte, sebelah utara
Libya. Informasi yang didapat dari seorang pejabat militer Libya
menyebutkan para militan belajar untuk menerbangkan pesawat menggunakan
setidaknya simulator terbang di sana.
"Itu adalah simulator modern yang datang dari luar negeri," kata sumber yang tidak disebutkan namanya, mengutip dari media Israel Arutz Sheva, Kamis (3/12/2015).
Ia menambahkan, mesin simulator modern tersebut memiliki ukuran sebesar mobil dan dipenuhi kemudi untuk berlatih lepas landas serta mendarat. Terdapat juga peranti komunikasi serta layar radar untuk kontak dengan menara kontrol.
Menurut sang sumber, yang dikutip dari media berbahasa Arab Asharq al Awsat dan berbasis di London, Inggris, tidak diketahui bagaimana para militan mendapatkan mesin simulator modern tersebut. Sumber lainnya mengatakan bahwa ISIS mendapatkan simulator pesawat sipil itu sejak Oktober, dan telah berhasil memiliki simulator lain untuk pesawat tempur dua pekan lalu.
Keberhasilan ISIS merampas pesawat tempur angkatan udara Irak dan Suriah sebelumnya menimbulkan potensi munculnya pilot-pilot teroris yang mampu membajak pesawat dan menabrakkannya ke lokasi-lokasi vital seperti yang terjadi pada 11 September 2001 oleh Al Qaeda.
Libya diduga menjadi tujuan bagi para militan ISIS yang melarikan diri dari Suriah akibat dahsyatnya serangan udara dari Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) di sana. Libya juga dinilai sebagai lokasi potensial untuk perluasan pengaruh ISIS dari Irak dan Suriah ke kawasan Afrika Utara.
"Itu adalah simulator modern yang datang dari luar negeri," kata sumber yang tidak disebutkan namanya, mengutip dari media Israel Arutz Sheva, Kamis (3/12/2015).
Ia menambahkan, mesin simulator modern tersebut memiliki ukuran sebesar mobil dan dipenuhi kemudi untuk berlatih lepas landas serta mendarat. Terdapat juga peranti komunikasi serta layar radar untuk kontak dengan menara kontrol.
Menurut sang sumber, yang dikutip dari media berbahasa Arab Asharq al Awsat dan berbasis di London, Inggris, tidak diketahui bagaimana para militan mendapatkan mesin simulator modern tersebut. Sumber lainnya mengatakan bahwa ISIS mendapatkan simulator pesawat sipil itu sejak Oktober, dan telah berhasil memiliki simulator lain untuk pesawat tempur dua pekan lalu.
Keberhasilan ISIS merampas pesawat tempur angkatan udara Irak dan Suriah sebelumnya menimbulkan potensi munculnya pilot-pilot teroris yang mampu membajak pesawat dan menabrakkannya ke lokasi-lokasi vital seperti yang terjadi pada 11 September 2001 oleh Al Qaeda.
Libya diduga menjadi tujuan bagi para militan ISIS yang melarikan diri dari Suriah akibat dahsyatnya serangan udara dari Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) di sana. Libya juga dinilai sebagai lokasi potensial untuk perluasan pengaruh ISIS dari Irak dan Suriah ke kawasan Afrika Utara.
Credit Okezone