Selasa, 15 Desember 2015
Erdogan Beri Sinyal Turki dan Israel Bisa 'Mesra' Lagi
ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengisyaratkan kemungkinan normalisasi hubungan Turki dengan Israel. Erdogan tetap memberlakukan tiga syarat jika hubungan kedua negara bisa “mesra” lagi.
Hubungan antara Turki dan Israel rusak pada 2010 setelah serangan Angkatan Laut Israel terhadap armada kapal aktivis penembus Gaza yang menewaskan delapan warga Turki dan satu warga Turki-Amerika. Sejak tragedi itu, Turki menjadi salah satu kritikus terkuat atas tindakan Israel di Gaza, Palestina.
Israel telah meminta maaf kepada Turki atas kematian beberapa aktivis dan setuju untuk membayar mengkompensasi kepada keluarga korban di bawah aturan yang dimediasikan Amerika Serikat (AS) pada 2013. Namun upaya untuk memulihkan hubungan kedua negara tersendat di tengah tindakan terbaru Israel baru di Gaza.
Presiden Erdogan mengatakan kepada sekelompok wartawan selama penerbangan pulang dari perjalanan ke Turkmenistan, mengatakan, "normalisasi dengan Israel" adalah hal yang mungkin jika ada tiga syarat yang bisa dipenuhi Israel.
”Kami memiliki tiga (syarat); permintaan maaf - yang sudah dilakukan, kompensasi - yang belum terjadi, dan pencabutan embargo pada Palestina,” tulis surat kabar Yeni Safak, mengutip pernyataan Erdogan.
“Jika masalah kompensasi dan pencabutan embargo tercapai, maka kita dapat memasukkan proses normalisasi,” lanjut Erdogan, yang juga dilansir Al Arabiya, Selasa (15/12/2015). ”Ada begitu banyak bahwa kami, Israel, Palestina dan daerah (lain) dapat memperoleh keuntungan dari proses normalisasi. Wilayah membutuhkan ini,” kata Erdogan, mengacu pada normalisasi hubungan Turki dan Israel.
Tahun lalu, Erdogan berbicara keras menentang ivasi Israel di Gaza, dengan menuduh rezim zionis Israel itu melakukan genosida dan "barbarisme melebihi Hitler."
Credit Sindonews