Jumat, 12 April 2019

PM Inggris Sebut Sesali Pembantaian di India Seabad Lalu


PM Inggris Sebut Sesali Pembantaian di India Seabad Lalu
Perdana Menteri Inggris, Theresa May. (REUTERS/Henry Nicholls)



Jakarta, CB -- Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengungkapkan penyesalannya terhadap pembantaian warga India oleh tentara Inggris pada 1919, yang dikenal sebagai Pembantaian Amritsar di Punjab. Ia kemudian diam dan benar-benar meminta maaf.

"Kami benar-benar menyesalkan yang telah terjadi dan penderitaan yang disebabkan karena hal itu," kata May di hadapan parlemen Inggris seperti dilansir Channel NewsAsia, Kamis (11/4).


Hal itu disampaikan karena India mempersiapkan peringatan 100 tahun peristiwa itu.

Ketua Partai Buruh, Jeremy Corbyn menyebutnya sebagai permintaan maaf yang sungguh-sungguh, jelas, dan tegas.


Pada 13 April 1919, terjadi pembantaian di Jallianwala Bagh, sebuah taman publik. Tentara Inggris saat itu melepaskan tembakan pada ribuan massa tak bersenjata. Massa memprotes deportasi sepasang pimpinan nasionalis.

Hal itu kini tetap menjadi luka yang dirasakan India dari masa penjajahan Inggris.

Dalam peristiwa itu 400 warga India meninggal dalam pembantaian di Kota Amritsar. Namun, India menyebutkan jumlah korban sesungguhnya mencapai hampir seribu orang.

Peristiwa itu terjadi saat 5000 orang terdiri dari lelaki, perempuan dan anak-anak berkumpul di lapangan Jallianwala Bagh. Mereka memprotes keputusan pemerintah penjajahan Inggris yang menangkap dan mengasingkan dua tokoh India, Satya Pal and Saifuddin Kitchlew.

Pasukan Inggris yang terdiri dari satuan Sikh, Gurkha, Baluchi, dan Rajput dipimpin Kolonel Reginald Dryer dikerahkan untuk membubarkan massa.

Dyer lantas memerintahkan pasukannya menembaki kerumunan warga. Sekitar 1650 peluru ditembakkan saat itu. Insiden itu menjadi tonggak pergerakan nasionalisme di India.

Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mendeskripsikan hal itu sebagai hal yang sungguh memalukan. Hal itu disampaikan dalam kunjungannya pada 2013. 

Acara peringatan itu dilakukan langsung di lokasi pembantaian pada Sabtu (13/4) mendatang.

Wali Kota London, Sadiq Khan, sempat berkunjung ke lokasi pembantaian itu yang kini diabadikan menjadi monumen. Dia pernah meminta supaya pemerintah Inggris sepatutnya meminta maaf atas peristiwa itu. 




Credit  cnnindonesia.com