Minggu, 14 April 2019

Mahathir Makin Kehilangan Dukungan di Malaysia


Mahathir Makin Kehilangan Dukungan di Malaysia 
Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad (tengah) (REUTERS/Olivia Harris)
 
 
Jakarta, CB -- Koalisi dari partai yang berkuasa di Malaysia yang mendukung Perdana Menteri Mahathir Mohammad kian kehilangan dukungan. Mereka dilaporkan telah kehilangan konstituen di beberapa negara bagian dalam pemilihan sela, Sabtu (13/4).

Ini adalah kekalahan untuk ketiga kalinya bagi koalisi Pakatan Harapan Mahathir atau Aliansi Harapan dalam pemilihan lokal sejak Mahathir berkuasa Mei tahun lalu.

Salah satu kandidat koalisi tersebut, Streram Sinnasamy, kehilangan konstituen di Rantau yang ada di negara bagian Sembilan. Rivalnya, Mohamad Hasan memenangkan suara dengan 4.510 yang menjadi pengganti sementara Ketua Barisan Nasional, yang menjadi koalisi utama dari partai oposisi.

Mohamad Hasan menjadi kepala koalisi Barusan Nasional setelah mantan Perdana Menteri Najib Razak dilanda skandal penyelewengan dana pemerintah. Sehingga, hal ini membuat Barisan Nasional mengalami kekalahan pertamanya tahun lalu, setelah lebih dari 60 tahun selalu unggul dalam pemilihan nasional.

Sebelumnya, Mohammad Hasan berhasil memenangkan pemilihan di Rantau tanpa perlawanan berarti pada 2018. Tetapi pengadilan Malaysia kemudian menemukan kesalahan dalam prosedur pemilihan dan menyerukan pemilihan baru.

Kemenangannya ini menjadi pukulan telak bagi koalisi Mahathir. Sebab, saat ini pemerintahannya itu tengah menghadapi kritik karena gagal memenuhi reformasi yang dijanjikan dan melindungi hak-hak mayoritas Muslim etnis Melayu.

Jajak pendapat yang dilakukan secara berkala menunjukkan bahwa koalisi Mahathir telah kehilangan dukungan di kalangan orang Melayu. Beberapa di antaranya khawatir soal kebijakan pemerintah akan mendukung mereka dalam bisnis, pendidikan dan perumahan.

Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri yang diperkirakan akan menjadi pesaing yang menggantikan Mahathir, mulai aktif berkampanye di Rantau. Ia ingin menggaet dukungan dari Mohamad yang menjadi tokoh yang sangat populer di kalangan orang Melayu.

Sementara itu, Najib, absen dari dua pemilihan sela terakhir. Padahal sebelumnya, ia aktif tampil ke publik sebelum tersandung kasus yang menjeratnya dan sibuk menghadapi beberapa persidangan korupsi awal bulan ini.

Najib menghadapi lebih dari 40 tuduhan pencucian uang dan pelanggaran lainnya atas dugaan kerugian miliaran dolar dari dana negara 1Malaysia Development Berhad



Credit  cnnindonesia.com