Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Jumat, 12 April 2019
India Menggelar Pesta Demokrasi, Pemilu Terbesar di Dunia
NEW DELHI
- Pemilu terbesar di dunia dimulai sebagai ujian bagi kepemimpinan
Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang ingin memperpanjang
kekuasaannya. Pesta demokrasi kali ini dibayangi isu keamanan dan
ketegangan dengan rival negara itu, Pakistan. Antusiasi rakyat
memberikan suara pada pemilu kali ini sangat terlihat.
Reporter
Reuters melaporkan antrean panjang warga mengular di banyak tempat
pemungutan suara (TPS). Komisi Pemilu menyatakan, jumlah warga yang
memberikan suara paling banyak di distrik timur yang banyak pemberontak
Maoist mengklaim melancarkan serangan pada Selasa lalu yang menewaskan
sekolah politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) dan empat petugas
keamanan.
Dua orang juga dilaporkan tewas dalam ketegangan di
Jammu dan Kashmir, negara bagian yang didominasi umat Islam. Banyak toko
dan sekolah ditutup di kawasan konflik Kashmir. Isu Kashmir juga
menjadi perhatian penting warga India dalam memberikan suaranya.
Shadab
Ali, pemilih pemula berusia 18 tahun, di Uttar Pradesh, rela mengantre
bersama kawan-kawannya di TPS. “Modi memang telah bekerja, tapi itu
belum cukup bagi kita,” kata Ali, seorang warga muslim. “Kita ingin
pembangunan. Saya ingin memilih untuk pembangunan,” ujarnya. Banyak
pemilih berdatangan ke TPS dengan berjalan kaki dan mengendarai sepeda
motor.
Para pemilih di sebuah TPS di Baraut yang terletak di
negara bagian Uttar Pradesh menerima sambutan siraman kelopak bunga
diiringi tabuhan drum dari panitia penyelenggara. Namun, di negara
bagian Chhattisgar, kelompok pemberontak Maoist meledakkan bom rakitan
di dekat sebuah TPS sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Namun, tidak ada
korban cedera yang dilaporkan.
Pemilu tahapan pertama dari tujuh
ronde itu memperebutkan 91 kursi parlemen di 20 negara bagian. Pemilu
fase pertama hanya meliputi 142 juta orang. Pada Kamis (11/4), negara
bagian yang mendapat giliran menggelar pemilu mencakup Andhra Pradesh,
Arunachal Pradesh, Assam, Bihar, Chhattisgarh, Jammu dan Kashmir,
Maharashtra, Manipur, Meghalaya, Mizoram, Nagaland, Odisha, Sikkim,
Telangana, Tripura, Uttar Pradesh, Uttarakhand, West Bengal, Kepulauan
Andaman, dan Nicobar serta Lakshadweep.
Namun, pemilu di sejumlah
negara bagian, seperti Andhra Pradesh dan Nagaland, dijadwalkan selesai
dalam satu hari. Namun, di negara bagian lainnya, semisal Uttar
Pradesh, pemilu digelar dalam beberapa tahap. Secara nasional, terdapat
543 kursi yang diperebutkan. Sebanyak 900 juta dari 1,3 miliar orang
memberikan suara. Pemilu itu digelar selama 39 hari dan tahapan terakhir
dilaksanakan pada 19 Mei dan hasil akhirnya akan diumumkan empat hari
setelahnya.
Modi tetap diunggulkan di tengah kelesuan ekonomi,
peningkatan pengangguran, dan menurunnya pendapatan petani di perdesaan.
Dua per tiga warga India tinggal di perkampungan. Namun, Modi tetap
optimistis dengan menegaskan koalisi Aliansi Demokratik Nasional (NDA)
yang juga diikuti BJP akan memenangkan pemilu. “Tujuan NDA adalah
pembangunan, lebih banyak pembangunan dan pembangunan di semua aspek,”
jelasnya.
Para lembaga penyelenggara jajak pendapat menyebutkan
BJP diperkirakan akan difavoritkan menang karena publik percaya dengan
ketegasan Modi dalam menghadapi konflik dengan Pakistan. Rata-rata dari
empat jajak pendapat menunjukkan aliansi BJP akan memperoleh 273 dari
545 kursi di Lok Sabha, majelis rendah parlemen. Itu berkurang dari 330
kursi seperti kemenangan pada pemilu 2014.
Sejumlah pengamat
menilai, pemilu kali ini merupakan yang terpenting sepanjang dekade
terakhir sehingga nuansa pemilihan terasa panas. Modi tetap menjadi
andalan BJP untuk merebut suara. Hanya saja, banyak kalangan menilai
janji-janjinya untuk menggencarkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan
lapangan kerja belum memenuhi harapan. Selain itu, India semakin
terpolarisasi secara agama di bawah kepemimpinan Modi.
Partai
oposisi utama, Kongres, berusaha membangun koalisi dengan partai
regional untuk mengalahkan BJP yang dinilai memiliki prestasi ekonomi
yang minim. Kongres berusaha membujuk warga di negara yang berbasis
pertanian untuk menjanjikan pinjaman lunak bagi petani. “Pilih Kongres,”
demikian keterangan Partai Kongres melalui Twitter. Mereka menjanjikan
banyak pekerjaan dan mengutamakan cinta di atas kebencian.
Partai
Kongres juga menampilkan figur baru dan muda. Rahul Gandhi sendiri
adalah bagian dari keluarga dinasti politik. Ayahnya, neneknya, dan
kakek buyutnya adalah mantan perdana menteri India. Adik perempuannya,
Priyanka Gandhi, secara resmi bergabung ke dunia politik praktis pada
Januari lalu.
Namun, Modi, 68, masih punya kekuatan penuh. “Dia
(Modi) mampu memperbaiki kepemimpinan India di ranah global dan membalas
dendam terhadap musuh negara ini,” kata Sachin Tyagi, 38, pemilik toko
ponsel di dekat TPS di Uttar Pradesh. “Saya senang dengan Modi, tetapi
situasi pengangguran perlu diperbaiki,” tambahnya.
Narendra
Modi dengan BJP dan aliansinya mendeklarasikan kemenangan pada pemilu
2014. Dia juga optimistis akan memenangkan pemilu kali ini. Modi
menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang bekerja keras dan berjanji
memberantas korupsi. Apalagi, BJP memiliki mesin partai yang solid dan
disiplin.
Sementara dalam pandangan Gilles Verniers, profesor
ilmu politik di Universitas Ashoka di New Delhi, mengungkapkan Kongres
yang dipimpin Rahul Gandhi dari dinasti politik Nehru-Gandhi harus
berjuang untuk mengalahkan BJP. “Kesenjangan antara Kongres dan BJP
masih tinggi. Belum ada yang serius berpikir kalau Kongres akan
mengurangi kesenjangan itu,” katanya. Peta oposisi, kata dia, masih
terfragmentasi.
Antusias sebagian rakyat India memberikan suara
juga ditunjukkan oleh Anima Saikia, 61, dari Negara Bagian Assam. Dia
mengaku sangat senang ikut berpartisipasi pada pesta demokrasi terbesar
di dunia. “Saya tidak pernah mengabaikan suara saya sepanjang hidup
saya,” kata Saikia. “Ini merupakan kesempatan saya untuk melakukan
sesuatu. Permainan itu kini di tangan kita,” imbuhnya.
Pusat
Kajian Media di India memperkirakan partai dan kandidat menghabiskan
dana sekitar USD5 miliar untuk pemilu 2014. Pemilu di AS yang dikenal
boros juga menghabiskan USD6,5 miliar. India memperbolehkan perusahaan
dan individu menyumbang ke partai tanpa identitas. Perempuan India
memiliki jumlah yang besar dibandingkan lelaki. Banyak partai menjual
program untuk kepentingan perempuan, seperti kredit pendidikan dan
tabung gas gratis.