Jumat, 03 November 2017

WNI yang Ditangkap di Marawi Pernah Dilaporkan Tewas


WNI yang Ditangkap di Marawi Pernah Dilaporkan Tewas
Ilustrasi pertempuran di Marawi. (AFP Photo/Ferdinandh Cabrera)


Jakarta, CB -- Kementerian Luar Negeri RI menyatakan Muhammad Ilham Syaputra, warga Indonesia yang ditangkap di Marawi karena diduga ikut berperang bersama militan ISIS, pernah dilaporkan tewas saat bertempur.

Juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan pemerintah Indonesia saat itu pun mendapatkan kabar tersebut langsung dari otoritas Filipina.

“Saat itu, KJRI di Davao coba memverifikasi apakah benar ada jenazah teroris atas nama tersebut namun [Filipina] tidak menyatakan,” ujar Arrmanatha dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (2/11).


Selain itu, Arrmanatha juga mengatakan otoritas Filipina pernah menemukan paspor Indonesia atas nama Ilham selama operasi militer melawan pemberontak Maute yang terafiliasi ISIS itu.

“Kami telah minta paspor itu dan hingga kini belum kami terima untuk verifikasi apakah itu benar atau tidak.”

Penangkapan Ilham pertama kali dilaporkan kepolisian Filipina wilayah Lanao del Sur pada Rabu (1/11). Saat itu, pihak berwenang juga dilaporkan menyita sejumlah uang, beberapa bahan peledak, dan sebuah paspor Indonesia.

Ilham disebut berasal dari Medan, Sumatera Utara, dan merupakan salah satu dalang di balik serangan bom Thamrin yang menewaskan empat orang warga sipil dan keempat pelaku, Januari 2016 lalu.

Arrmanatha menuturkan Kemlu RI mendapatkan informasi mengenai penangkapan Ilham pertama kali dari laporan media. Hingga kini pemerintah RI belum menerima notifikasi kekonsuleran resmi dari Manila terkait hal tersebut.

Dia mengatakan pemerintah terus meminta notifikasi supaya bisa segera memverifikasi status kewarganegaraan orang yang ditangkap melalui wawancara atau pengecekan data perjalanan.

“Pagi ini kuasa usaha interim kedutaan besar Filipina telah bertemu dengan Direktur Asia Tenggara Kemlu RI Denny Abdi untuk dimintai penjelasan resmi mengenai penangkapan seorang WNI yang diduga FTF (teroris asing) di Marawi. Namun, mereka hingga kini belum bisa konfirmasi secara resmi mengenai WNI tersebut,” tutur Arrmanatha.

“Sampai saat ini kepolisian dan AFP (militer FIlipina) pun hanya berikan informasi informal bahwa ada FTF yang diduga WNI ditangkap. Karena itu kami belum bisa konfirmasi karena belum ada notifikasi kekonsuleran resmi.”



Credit  cnnindonesia.com