TEHERAN
- Seorang komandan Garda Revolusi Iran dan seorang petempur tingkat
rendah terbunuh saat bertempur melawan kelompok ISIS di Suriah pekan
lalu. Sayap militer Teheran bertempur di Suriah untuk membela sekutu
Teheran, Presiden Bashar al-Assad.
Kheyrollah Samadi, seorang komandan Garda Revolusi yang memimpin sebuah unit tempur di Suriah, tewas pada hari Kamis dalam pertempuran di wilayah Albu Kamal, yang berbatasan dengan Irak. Laporan itu pertama kali dirilis media Iran, Fars News.
Media Iran lainnya, Tasnim, mengutip seorang pejabat Teheran melaporkan bahwa sudah lebih dari 1.000 orang Iran terbunuh di Suriah.
Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya dilaporkan telah memegang kendali penuh atas wilayah Albu Kamal, kota penting terakhir bagi kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Samadi, yang bertempur dalam perang Iran-Irak selama tahun 1980-an dan telah pensiun dari militer Iran sebelum masuk Garda Revolusi untuk pergi ke Suriah. Dia terbunuh oleh sebuah ledakan mortir.
Mengutip laporan Reuters, Senin (20/11/2017), foto Samadi dan Qassem Soleimani—kepala cabang Garda Revolusi yang bertanggung jawab atas operasi di luar Iran—menghiasi media-media Teheran pada hari Minggu.
Sedangkan milisi tingkat rendah Iran yang juga tewas dalam pertempuran melawan ISIS diketahui bernama Mehdi Movahednia. Dia tewas pada hari Sabtu dalam bentrokan di Kota Mayadin, Suriah timur.
Sebuah situs yang terkait dengan Garda Revolusi, menuliskan pujian untuk Samadi yang dianggap sebagai pelindung situs suci Syiah.”Pembela tempat suci,” bunyi pujian tersebut.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bulan lalu memberi kewenangan kepada Departemen Keuangan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada anggota Garda Revolusi Iran. Sanksi itu sebagai tanggapan atas tuduhan bahwa Iran berupaya mengacaukan dan melemahkan lawan-lawannya di Timur Tengah.
Kheyrollah Samadi, seorang komandan Garda Revolusi yang memimpin sebuah unit tempur di Suriah, tewas pada hari Kamis dalam pertempuran di wilayah Albu Kamal, yang berbatasan dengan Irak. Laporan itu pertama kali dirilis media Iran, Fars News.
Media Iran lainnya, Tasnim, mengutip seorang pejabat Teheran melaporkan bahwa sudah lebih dari 1.000 orang Iran terbunuh di Suriah.
Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya dilaporkan telah memegang kendali penuh atas wilayah Albu Kamal, kota penting terakhir bagi kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Samadi, yang bertempur dalam perang Iran-Irak selama tahun 1980-an dan telah pensiun dari militer Iran sebelum masuk Garda Revolusi untuk pergi ke Suriah. Dia terbunuh oleh sebuah ledakan mortir.
Mengutip laporan Reuters, Senin (20/11/2017), foto Samadi dan Qassem Soleimani—kepala cabang Garda Revolusi yang bertanggung jawab atas operasi di luar Iran—menghiasi media-media Teheran pada hari Minggu.
Sedangkan milisi tingkat rendah Iran yang juga tewas dalam pertempuran melawan ISIS diketahui bernama Mehdi Movahednia. Dia tewas pada hari Sabtu dalam bentrokan di Kota Mayadin, Suriah timur.
Sebuah situs yang terkait dengan Garda Revolusi, menuliskan pujian untuk Samadi yang dianggap sebagai pelindung situs suci Syiah.”Pembela tempat suci,” bunyi pujian tersebut.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bulan lalu memberi kewenangan kepada Departemen Keuangan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada anggota Garda Revolusi Iran. Sanksi itu sebagai tanggapan atas tuduhan bahwa Iran berupaya mengacaukan dan melemahkan lawan-lawannya di Timur Tengah.
Credit sindonews.com