Jumat, 17 November 2017

Raja Salman Mundur Pekan Depan, Saudi Dipimpin Putra Mahkota



Raja Salman Mundur Pekan Depan, Saudi Dipimpin Putra Mahkota
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud berbincang dengan putranya, Pangeran Mohammed bin Salman. REUTERS

CB, Jakarta -Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud memutuskan mundur dan menyerahkan seluruh kekuasaannya kepada putra mahkota, Mohammed bin Salman atau MBS, sapaan untuk dirinya.
Dalam laporan eksklusif Daily Mail, 16 November 2017, sumber yang dekat dengan keluarga Kerajaan Saudi mengungkapkan, Raja Salman akan terlibat sebagai figur pemimpin acara-acara seremonila setelah mengundurkan diri.

"Raja Salman akan mengumumkan penunjukkan MBS sebagai Raja Arab Saudi pekan depan, kecuali ada kejadian dramatis. Raja Salman akan memainkan peran seperti ratu di Inggris. Dia hanya akan memegang jabatan sebagai "Penjaga Kota Suci," kata sumber itu.

Foto yang menunjukkan para pangeran Arab, menteri, dan pebisnis yang ditahan dengan tuduhan korupsi, tidur di kasur tipis yang digelar di atas karpet dengan tubuh mereka dibalut selimut di Hotel Ritz Carlton Riyadh. twitter.com/MBNSaudi
Penyerahan kekuasaan ini terjadi hanya sekitar sebulan setelah MBS melakukan reformasi besar-besaran dengan penangkapan dan penahanan lebih dari 40 pangeran dan sejumlah menteri dan mantan menteri atas tuduhan korupsi.

MBS memerintahkan mereka tetap tinggal dan tidur beralasan kasur tipis di dalam hotel Ritz Carlton di kota Riyadh yang beralih fungsi jadi rumah tahanan.
Menurut seorang sumber lainnya, putra mahkota akan menghadapi sejumlah masalah luar negeri yang tengah panas saat ini seperti persoalan Iran, musuh bebuyutan Saudi dalam perdagangan minyak di Timur Tengah. Iran dikhawatirkan akan melakukan aksi militer.
Begitu juga Saudi saat ini bersitegang dengan Lebanon terkait dengan pengunduran diri Perdana Menteri Saad Hariri dan mengumumkan pengunduran dirinya dari Riyadh.

"MBS berencana memulai serangan di Lebanon, dia mempertimbangkan dukungan militer Israel. Dia telah berjanji kepada Israel mengiriman miliaran dollar sebagai bantuan keuangan secara langsung jika mereka menyetujuinya. MBS tidak akan berhadapan dengan Hizbollah di Lebanon tanpa Israel. Rencana B adalah bertempur dengan Hizbollah di Suriah," ujar sumber ini.
Mencermati reformasi yang dijalankan putra Raja Salman yang kini berusia 32 tahun, Amerika Serikat mulai khawatir karena akan merusak kepentingan Washington di Timur Tengah.






Credit  TEMPO.CO