WASHINGTON
- Korea Utara (Korut) dilaporkan sedang mengembangkan versi lanjutan
dari rudal balistik antar benua (ICBM) yang berpotensi mencapai daratan
Amerika Serikat (AS). Demikian pernyataan seorang pejabat AS.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa versi upgrade dari KN-20 yang ada Pyongyang adalah bagian dari usaha yang dipercepat oleh rezim diktator Kim Jong-un untuk memperbaiki kemampuan nuklir dan misilnya.
Pengungkapan tersebut terjadi kurang dari enam bulan setelah Korut menguji ICBM pertamanya dan memicu uji coba nuklir keenamnya.
Pejabat itu mengatakan bahwa perbaikan baru sedang dilakukan untuk bahan bakar nuklir, peluncur rudal, sistem panduan dan penargetan rudal. Hal ini memaksa AS untuk menghitung ulang waktu ancaman serangan rudal Korut dapat dilancarkan ke negara itu seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (2/11/2017).
Pejabat tersebut juga memperingatkan bahwa Pyongyang mungkin memiliki kapasitas untuk memasang hulu ledak nuklir mini di ICBM pada awal 2018.
Program senjata yang dipercepat tersebut disebut-sebut sebagai alasan mengapa pejabat senior AS memperingatkan adanya risiko yang meningkat dari Pyongyang, bahkan di tengah upaya untuk menemukan solusi diplomatik.
Presiden AS Donald Trump akhir pekan ini akan memulai perjalanan panjang ke Asia, di mana menemukan solusi untuk masalah Korut akan menjadi agenda utama pertemuan dengan sejumlah pemimpin.
Sementara itu pemerintahan Trump berpacu untuk menyelesaikan Tinjaun Postur Nuklir dan Tinjauan Pertahanan Rudal Balistik. Tinjauan ini akan menyusun rencana upgrade senjata senilai miliaran dolar untuk melawan ancaman di masa depan.
Pada hari Rabu, Layanan Riset Kongres AS juga menetapkan tujuh kemungkinan pilihan militer yang bisa diambil AS. Pilihan itu mulai dari mempertahankan status quo, hingga perubahan rezim dan menghancurkan fasilitas nuklir dan ICBM Korut, hingga menarik tentara AS keluar dari semenanjung Korea.
Laporan tersebut tidak memberikan rekomendasi khusus, menambahkan bahwa "opsi nasional" dimaksudkan untuk membantu Kongres menghargai kemungkinan yang berbeda untuk denuklirisasi semenanjung tersebut.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa versi upgrade dari KN-20 yang ada Pyongyang adalah bagian dari usaha yang dipercepat oleh rezim diktator Kim Jong-un untuk memperbaiki kemampuan nuklir dan misilnya.
Pengungkapan tersebut terjadi kurang dari enam bulan setelah Korut menguji ICBM pertamanya dan memicu uji coba nuklir keenamnya.
Pejabat itu mengatakan bahwa perbaikan baru sedang dilakukan untuk bahan bakar nuklir, peluncur rudal, sistem panduan dan penargetan rudal. Hal ini memaksa AS untuk menghitung ulang waktu ancaman serangan rudal Korut dapat dilancarkan ke negara itu seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (2/11/2017).
Pejabat tersebut juga memperingatkan bahwa Pyongyang mungkin memiliki kapasitas untuk memasang hulu ledak nuklir mini di ICBM pada awal 2018.
Program senjata yang dipercepat tersebut disebut-sebut sebagai alasan mengapa pejabat senior AS memperingatkan adanya risiko yang meningkat dari Pyongyang, bahkan di tengah upaya untuk menemukan solusi diplomatik.
Presiden AS Donald Trump akhir pekan ini akan memulai perjalanan panjang ke Asia, di mana menemukan solusi untuk masalah Korut akan menjadi agenda utama pertemuan dengan sejumlah pemimpin.
Sementara itu pemerintahan Trump berpacu untuk menyelesaikan Tinjaun Postur Nuklir dan Tinjauan Pertahanan Rudal Balistik. Tinjauan ini akan menyusun rencana upgrade senjata senilai miliaran dolar untuk melawan ancaman di masa depan.
Pada hari Rabu, Layanan Riset Kongres AS juga menetapkan tujuh kemungkinan pilihan militer yang bisa diambil AS. Pilihan itu mulai dari mempertahankan status quo, hingga perubahan rezim dan menghancurkan fasilitas nuklir dan ICBM Korut, hingga menarik tentara AS keluar dari semenanjung Korea.
Laporan tersebut tidak memberikan rekomendasi khusus, menambahkan bahwa "opsi nasional" dimaksudkan untuk membantu Kongres menghargai kemungkinan yang berbeda untuk denuklirisasi semenanjung tersebut.
Credit sindonews.com