WASHINGTON
- Sekelompok anggota Kongres Amerika Serikat (AS) merasa terganggu
dengan laporan Pentagon yang mewacanakan opsi invasi darat ke Korea
Utara (Korut) untuk amankan senjata nuklir Pyongyang. Alasannya, serbuan
militer itu dapat membunuh jutaan orang dari Korut, Korea Selatan,
Jepang, Guam dan AS sendiri.
Pejabat tinggi Pentagon, Laksamana Michael J Dumont dari Staf Gabungan, mengungkapkan bahwa satu-satunya cara agar AS dapat menemukan dan menghancurkan dengan pasti semua komponen senjata nuklir Korut adaah melalui invasi darat. Cara itu, lanjut Dumont, juga satu-satunya cara untuk mengamankan semenanjung Korea.
Kelompok politisi Kongres—terdiri dari 15 politisi Demokrat dan satu politisi Republik—menggambarkan penilaian Pentagon itu sebagai hal yang “sangat mengganggu”. Data yang dikutip para politisi dari Pentagon menyatakan bahwa invasi darat dapat mengakibatkan ratusan ribu, atau bahkan jutaan kematian hanya dalam beberapa hari pertama pertempuran.
Dumont telah menulis surat sebagai tanggapan atas permintaan dua anggota Kongres terkait perkiraan jumlah korban dalam sebuah konflik dengan Korea Utara. Jutaan korban yang diperkirakan bisa tewas termasuk untuk warga sipil dan tentara AS, warga Korea Selatan, warga Jepang, warga Guam dan tentunya juga warga Korut.
”Keputusan untuk menyerang negara lain akan berdampak pada pasukan dan pembayar pajak, dan juga daerah-daerah itu, selama beberapa dekade,” kata Ted Lieu (politisi Partai Demokrat dari California) dan Ruben Gallego (politisi Partai Demokrat dari Arizona) dalam suratnya kepada Pentagon.
”Kami belum mendengar analisis terperinci tentang korban sipil AS atau sekutu yang diperkirakan, rencana apa yang ada setelah terjadi serangan, termasuk kontinuitas Pemerintah Korea Selatan,” lanjut surat para anggota Kongres tersebut.
Diane Feinstein, anggota senior Partai Demokrat yang juga anggota Komite Intelijen Senat, memberi pandangan suram kepada CNN yang dikutip Senin (6/11/2017). ”Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk membaca (laporan) intelijen, saya memiliki kesempatan untuk mendiskusikan situasi dengan Menteri (Pertahanan James Norman) Mattis, saya percaya bahwa wabah perang akan membunuh ratusan ribu orang,” katanya.
Wacana invasi darat AS ke Korut itu muncul saat Presiden Donald Trump memulai tur pertamanya di Asia, termasuk lawatan ke Korea Selatan.
Berbicara dari sebuah pangkalan udara di Tokyo pada hari Minggu, Trump mengatakan bahwa tidak ada yang boleh meremehkan AS. “Tidak ada diktator, tidak ada rezim yang harus meremehkan keputusan Amerika,” katanya.
Pejabat tinggi Pentagon, Laksamana Michael J Dumont dari Staf Gabungan, mengungkapkan bahwa satu-satunya cara agar AS dapat menemukan dan menghancurkan dengan pasti semua komponen senjata nuklir Korut adaah melalui invasi darat. Cara itu, lanjut Dumont, juga satu-satunya cara untuk mengamankan semenanjung Korea.
Kelompok politisi Kongres—terdiri dari 15 politisi Demokrat dan satu politisi Republik—menggambarkan penilaian Pentagon itu sebagai hal yang “sangat mengganggu”. Data yang dikutip para politisi dari Pentagon menyatakan bahwa invasi darat dapat mengakibatkan ratusan ribu, atau bahkan jutaan kematian hanya dalam beberapa hari pertama pertempuran.
Dumont telah menulis surat sebagai tanggapan atas permintaan dua anggota Kongres terkait perkiraan jumlah korban dalam sebuah konflik dengan Korea Utara. Jutaan korban yang diperkirakan bisa tewas termasuk untuk warga sipil dan tentara AS, warga Korea Selatan, warga Jepang, warga Guam dan tentunya juga warga Korut.
”Keputusan untuk menyerang negara lain akan berdampak pada pasukan dan pembayar pajak, dan juga daerah-daerah itu, selama beberapa dekade,” kata Ted Lieu (politisi Partai Demokrat dari California) dan Ruben Gallego (politisi Partai Demokrat dari Arizona) dalam suratnya kepada Pentagon.
”Kami belum mendengar analisis terperinci tentang korban sipil AS atau sekutu yang diperkirakan, rencana apa yang ada setelah terjadi serangan, termasuk kontinuitas Pemerintah Korea Selatan,” lanjut surat para anggota Kongres tersebut.
Diane Feinstein, anggota senior Partai Demokrat yang juga anggota Komite Intelijen Senat, memberi pandangan suram kepada CNN yang dikutip Senin (6/11/2017). ”Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk membaca (laporan) intelijen, saya memiliki kesempatan untuk mendiskusikan situasi dengan Menteri (Pertahanan James Norman) Mattis, saya percaya bahwa wabah perang akan membunuh ratusan ribu orang,” katanya.
Wacana invasi darat AS ke Korut itu muncul saat Presiden Donald Trump memulai tur pertamanya di Asia, termasuk lawatan ke Korea Selatan.
Berbicara dari sebuah pangkalan udara di Tokyo pada hari Minggu, Trump mengatakan bahwa tidak ada yang boleh meremehkan AS. “Tidak ada diktator, tidak ada rezim yang harus meremehkan keputusan Amerika,” katanya.
(mas)
Credit sindonews.com