Ilustrasi gugus bintang. (Pixabay/WikiImages)
Ilmuan menemukan 'bayi-bayi' galaksi ini pada sebagian kecil langit yang dinamakan 'SSA22' pada konstelasi Aquarius, atau yang dikenal sebagai 'si pembawa air'. Mereka terletak sekitar 11,5 miliar tahun cahaya dari bumi.
Untuk mengidentifikasi lokasi jelas dari kesembilan 'bayi' galaksi, ilmuwan juga melakukan observasi dengan National Astronomical Observatory of Japan’s (NAOJ) Atacama Submillimeter Telescope Experiment (ASTE) dan teleskop Subaru NAOJ
Hasil observasi menunjukkan bahwa 'bayi-bayi' galaksi ini terbentuk di dalam materi gelap yang membentuk 85 persen dari alam semesta.
Selain itu, ilmuwan berhasil mengungkap lokasi gravitasi dari persimpangan besar di dalam materi gelap yang menjadi tempat 'kelahiran' bayi-bayi galaksi ini.
'Bayi-bayi' galaksi ini dikabarkan akan terus bertumbuh dan berevolusi menjadi galaksi elips dan menghuni alam semesta kita.
Penemuan 'bayi-bayi' galaksi ini akan menjadi penemuan penting untuk mempelajari bagaimana materi gelap mempengaruhi pembentukan galaksi. Pasalnya, adalah suatu hal yang sulit untuk bisa memantau bintang-bintang yang membentuk galaksi akibat seringkali tertutup oleh debu antariksa.
Meskipun demikian, penemuan ini telah menjadi titik terang bagi para ilmuwan karena ternyata sejalan dengan gagasan yang telah ada sejak dahulu bahwa alam semesta terbentuk di dalam akumulasi materi gelap.
Credit CNN Indonesia