Senin, 14 Desember 2015

Pertama Kalinya Perempuan Terpilih dalam Pemilu di Arab Saudi


 
AP Sekitar 130 ribu perempuan mendaftar untuk memilih dalam pemilu yang baru tiga kali terjadi di Arab Saudi. 
 
  CB - Untuk pertama kalinya, seorang perempuan telah memenangkan kursi dalam pemilihan perwakilan tingkat kota di Arab Saudi setelah kerajaan membolehkan perempuan untuk pertama kalinya memberi suara dalam pemilu.

Salma bint Hizab al-Oteibi memenangkan kursi di Provinsi Mekah pada pemilu Sabtu (12/12/2015), kata komisi pemilihan.

Sampai sekarang penghitungan suara masih berlangsung. Pemilu ini adalah untuk pertama kalinya perempuan boleh memilih dan mendaftar sebagai kandidat.

Total ada 978 kandidat perempuan, sementara ada 5.938 kandidat pria.

Pejabat mengatakan sekitar 130 ribu perempuan mendaftar untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum, sementara ada 1,35 juta pemilih pria.

Pemungutan ini disebut sebagai pencapaian dalam kerajaan yang konservatif, di mana Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang tak membolehkan perempuan untuk mengemudi.

Kandidat perempuan harus bicara di balik sekat saat berkampanye, atau diwakili oleh seorang pria. Media pemerintah melaporkan bahwa jumlah pemilih yang memberikan suara cukup tinggi.

Pemilu adalah hal yang jarang terjadi di Arab Saudi, pemilu yang berlangsung pada Sabtu (12/12) baru yang ketiga dalam sejarah negara tersebut.

Selama 40 tahun antara 1965-2005 tak ada pemilu.

Keputusan membolehkan perempuan berpartisipasi dalam pemilu diambil oleh mendiang Raja Abdullah, dan dianggap sebagai warisan penting dari masa pemerintahannya.

Dalam mengumumkan perubahan tersebut, Raja Abdullah mengatakan bahwa perempuan di Arab saudi "sudah menunjukkan posisi yang mengungkapkan opini serta nasihat yang tepat".

Sebelum meninggal pada Januari, dia menunjuk 30 perempuan untuk menjadi bagian dari Dewan Syura, penasihat utama negara.

Ada 2100 kursi anggota perwakilan yang diperebutkan dalam pemilu. Selain itu, ada 1050 kursi tambahan yang diberikan pada orang-orang atas persetujuan raja.


Credit KOMPAS.com