Senin, 02 November 2015

Hubungan China, Jepang, dan Korsel Membaik Usai Pertemuan


Hubungan China, Jepang, dan Korsel Membaik Usai Pertemuan (Reuters/Lee Jung-hoon/Yonhap)
 
Jakarta,  CB -- Setelah bertatap muka di Seoul, Minggu (1/11), pada pertemuan trilateral pertama yang digelar dalam tiga tahun belakangan, China, Jepang, dan Korea Selatan mengatakan hubungan mereka telah "benar-benar pulih."

Akhir pekan itu, Perdana Menteri China Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, bersama Presiden Korea Selatan Park Geun-hye membicarakan sejarah mereka yang sensitif saat Perang Dunia II, kesepakatan dagang, dan bagaimana mengatasi ancaman nuklir dari Korea Utara.

"Semua pihak saling berbagi pandangan bahwa kerja sama trilateral telah benar-benar pulih di pertemuan ini," kata Park, seperti diberitakan oleh CNN pada Senin (2/11).

Pertemuan yang aslinya diadakan setahun sekali itu sempat tertunda pada 2012 seiring hubungan dengan Jepang yang menegang, terutama terkait isu jugun ianfu alias perempuan penghibur pada masa Perang Dunia II.


Pertemuan kemarin merupakan kali keenam sejak dimulai tahun 2008 silam.

Pemimpin ketiga negara sepakat bahwa konferensi tersebut akan "digelar secara rutin di tiga negara," dengan Jepang sebagai tuan rumah pada 2016.

Upaya denuklirisasi Korea Utara

Ketiga negara tersebut datang untuk bersatu menghadapi Korea Utara.

Mereka mengatakan akan "melanjutkan Dialog Enam Pihak yang penting sesegera mungkin untuk membuat kemajuan mendasar pada penghapusan penggunaan senjata nuklir di Semenanjung Korea secara damai."

Diluncurkan pada 2003, Dialog Enam Pihak adalah negosiasi antara China, Amerika Serikat, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, dan Rusia, demi menghentikan program nuklir Korea Utara.

Namun, dialog itu mandek selama bertahun-tahun, ditambah ujaran Pyongyang pada September lalu bahwa mereka bisa menggunakan senjata nuklir "kapan saja" untuk melawan Amerika Serikat dan musuh-musuhnya yang lain.

Abe turut meminta bantuan dua negara tetangganya itu terkait penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara. Pemerintah Jepang mengklaim sedikitnya 17 orang telah hilang sejak 1970-an, diculik oleh mata-mata Korea Utara.

Korea dan Jepang lanjutkan pertemuan

Park dan Abe bertemu lagi pada Senin (2/11) untuk membahas sejumlah isu, termasuk jugun ianfu.

Keduanya berjanji untuk mempercepat dialog demi segera menyelesaikan persoalan itu, meski tidak menguraikan jadwalnya.

"Untuk membangun hubungan kerja sama yang berorientasi masa depan, kita tidak boleh mewariskan masalah ke generasi selanjutnya," kata Abe setelah pertemuan.

Park menyebut isu budak seks itu "sandungan terbesar" bagi hubungan Seoul-Tokyo.

Seperti China, Korea Selatan juga berpendapat Jepang telah gagal menebus dosa agresi militer Perang Dunia II yang menjadi saksi perbudakan seks ratusan ribu perempuan Asia.

Meski telah mengutarakan permintaan maaf, penyembunyian dan penghapusan jugun ianfu di buku-buku sejarah Jepang sejak Abe berkuasa membuat isu ini kerap dipersoalkan.

Credit  CNN Indonesia