Kamis, 07 Mei 2015

Yaman Minta Campur Tangan PBB


 
Reuters Kelompok pro pemerintah Yaman kesulitan menghadapi gempuran pemberontak Huthi.

  CB - Yaman mendesak PBB untuk memberi kewenangan bagi penggunaan pasukan darat asing guna memukul mundur pasukan pemberontak Huthi, khususnya di kota Taiz dan Aden.

Para pemberontak makin melaju jauh di kedua kota itu kendati koalisi militer pimpinan Saudi terus melancarkan serangan udara.

Koalisi melancarkan berbagai serangan udara menyusul surat Yaman kepada PBB Maret lalu, meminta bantuan militer dari negara-negara Teluk.

Surat permintaan kali ini juga mendesak lembaga-lembaga pemantau HAM agar mencatat "pelanggaran-pelangaran barbar" yang dilakukan kaum Huthi.

Disebutkan dalam surat yang ditandatangani Duta Besar Yaman di PBB Khaled Alyemany, dalam sebuah peristiwa di hari Rabu (6/5/2015), setidaknya 32 orang terbunuh saat berusaha mengungsi dari Aden dengan perahu. Menurutnya, pemberontak Huthi "membidik apapun yang bergerak" di Aden.

"Kami mendesak masyarakat internasional untuk secepatnya turun tangan dengan kekuatan darat untuk menyelamatkan Yaman, khususnya Aden dan Taiz," tulisnya.

Warga biasa terjebak

Pertempuran berlangsung sengit khususnya di distrik al-Tawahi, Aden. Di sini para pemberontak melakukan gempuran untuk mengambil alih kawasan yang dikuasai para pendukung pemerintah.

Masyarakat internasional sudah mengungkapkan kecemasan terkait banyak warga biasa yang terjebak dalam pertempuran.

Lebih dari 20 lembaga bantuan internasional memperingatkan bahwa kelangkaan bahan bakar bisa menghambat langkah-langkah mereka.

Koalisi militer pimpinan Saudi berusaha memulihkan pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi yang sekarang berada di pengasingan, namun sejauh ini belum berhasil menghentikan gempuran Huthi ke Aden.

Presiden Mansour Hadi meloloskan diri dari Sanaa Februari lalu dan berlindung di Aden, Namun tatkala pasukan pemberontak memasuki pinggiran Aden, Maret lalu, ia mengungsi ke Saudi Arabia. Sejak itu, menurut catatan PBB, lebih dari 640 warga biasa terbunuh.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang tiba di ibukota Saudi, Riyadh hari Rabu menyerukan dilakukannya jeda perang.





Credit   KOMPAS.com