Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan
Djalil menjawab pertanyaan wartawan usai menggelar rapat koordinasi
dengan sejumlah menteri di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin
(2/2). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Sofyan Djalil mengatakan pembangkit listrik tersebut akan dibangun di Indonesia oleh perusahaan asal Iran dalam kurun waktu lima tahun. Secara normatif, lanjutnya, hal itu menjawab kerjasama dengan Iran bertujuan mempercepat proyek infrastruktur dan energi yang dilakukan oleh Pemerintah.
"Mereka (Iran) hanya ingin membantu pemerintah Indonesia mempercepat pembangunan infrastruktur," kata Sofyan Djalil di kantornya Jakarta, Selasa (26/5) malam.
Sofyan sendiri berperan sebagai kepala delegasi Indonesia dalam perjanjian kerjasama antar Iran yang tergabung dalam Komite Bersama (Joint Economic Commission). Dalam pertemuan yang berlangsung akhir pekan lalu, kedua delegasi negara menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk kerjasama dalam bidang industri, investasi, perdagangan, dan jasa keuangan.
"Dari Iran, kita banyak butuh migas, petrochemical. Kita mengikuti joint commision untuk menjajaki kembali perdagangan dengan Iran. Apalagi kalau nanti Iran sudah selesai dari masalah sanksi," ujar Sofyan.
Menurut sumber CNN Indonesia, proyek tersebut membtuhkan dana investasi sebesar US$ 3 miliar, di mana 70 persennya ditanggung pemerintah Indonesia, dan sisanya ditanggung oleh Iran.
Posisi dagang antara Iran dan Indonesia sendiri pada tahun lalu mencapai US$ 450 miliar, namun turun US$ 2 miliar akibat sanksi negara-negara barat pada tahun 2012. Perbankan dan jasa keuangan Iran menjadi sektor yang paling terpukul akibat sanksi tersebut.
Credit CNN Indonesia